5 Daya Tarik Monumen Kilometer Nol Indonesia di Aceh, Mana Paling Disukai?
Keunikan
Tugu kilometer nol adalah bangunan bercat putih dengan tinggi sekitar 43,6 meter di atas permukaan laut. Bagian tugu dicat putih dan bagian atas lingkaran menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi geografisnya. Rencong yang merupakan senjata khas Aceh juga terdapat di tugu sebagai simbol perjuangan rakyat Aceh dalam memerdekakan Indonesia.
Di lantai pertama monumen terdapat pilar bulat dan terdapat prasasti peresmian tugu yang ditandatangani Wakil Presiden, Try Sutrisno, pada 9 September 1997. Di lantai ini pun terdapat beton bersegi empat di mana tertempel dua prasasti yaitu prasasti pertama ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi BJ. Habibie 24 September 1997. Dalam prasasti itu bertuliskan penetapan posisi geografis Indonesia diukur pakar BPP Teknologi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS).
Rujak Kilometer Nol Indonesia
Berada di sini juga terdapat kuliner yang wajib dicicipi, yaitu rujak. Buah-buahan yang disajikan sama dengan rujak biasanya yaitu jambu, dondong, mangga, dan bengkoang tapi yang membedakannya terletak pada bumbunya. Bumbu rujak kilometer nol ini berbeda, maka rasanya pun juga berbeda.
Buah Rumbia ditambahkan dalam sambal rujak digerus halus dengan gula aren dan cabainya. Rasa sambalnya sedikit sepat tapi tetap saja terasa nikmat apalagi saat buah-buahan dicocol dengan sambal.
Akan lebih nikmat jika menikmati rujak ini di warung makannya, karena wisatawan dapat menikmati hembusan pantai dengan pemandangan monyet-monyet yang sering bermunculan di pepohonan.
Mi Jalak
Mi Jalak memiliki rasa yang unik, menambah citarasanya yang lezat. Mi Jalak memiliki warna kekuningan dengan kuah bening yang biasanya dicampur dengan taoge, daun bawang dan ditaburi daging ikan yang dipotong dadu.
Mi ini biasa dijual di Toko Pulau Baru di Jalan Pedanganan di Kota Sabang. Nama Mi Jalak sendiri diberi nama Jalak karena nama pembuat pertamanya bernama Pak Jalak.Meskipun isian mi ini sederhana namun rasa mi ini sangat nikmat.
Warung ini buka pukul 08.00-12.00 dan kembali buka pada pukul 16.30 – 22.00. Saat akhir pekan warung ini sangat ramai. Jadi, datanglah lebih awal jika tidak ingin mengantre lama.
Editor: Vien Dimyati