Cerita Desa di Geopark Ciletuh, Kampung TKW Kini Jadi Homestay Murah Meriah
Homestay di sana berdampingan dengan sejumlah hotel kelas melati yang mulai banyak pula berdiri. Tarif setiap kamar bervariasi mulai Rp175.000 hingga Rp700.000 per malam.
Paket Homestay
Sejumlah pengelola homestay pun menawarkan beragam paket wisata alam yang digabung dengan fasilitas menginap dan akomodasi lainnya.
"Ternyata penghasilan masyarakat dari membuka homestay dan paket wisata cukup lumayan dibandingkan kerja di luar negeri. Inilah yang membuat banyak warga berhenti jadi buruh migran dan menyeriusi bisnis homestay," kata Dodi.
Usaha homestay di sana kian berkembang setelah para warga membentuk Ikatan Homestay Cimarinjung untuk saling memberikan dukungan. Yang juga menarik, hampir setiap homestay memiliki pohon mangga aneka jenis seperti cengkir, arumanis dan lainnya di pekarangan. Tamu yang dapat menikmati buah tersebut baik yang matang maupun untuk dirujak.
Asep Hidayat Mustopa (36) salah satu warga eks buruh migran, mengungkapkan, taraf hidup masyarakat meningkat sejak membuka homestay. Apalagi kini BP CPUGGp banyak memberi pemberdayaan. Asep bahkan kini aktif di badan tersebut dan menjabat ketua pengusaha desa wisata.
"Saya sudah bisa membuka tujuh homestay dan jumlah tamunya cukup bagus. Sayang, pandemi COVID-19 sempat membuat kunjungan wisatawan merosot. Sekarang, tamu-tamu mulai berdatangan lagi," kata kaligrafer ini.
Tak hanya membuka homestay, Asep bahkan menjadi inisiator budidaya hanjeli. Hanjeli adalah tumbuhan biji-bijian tropika dari suku padi-padian yang dapat menjadi alternatif pengganti beras sebagai makanan pokok.
Editor: Elvira Anna