Digelar 22-25 November, BWCF 2018 Hadirkan Berbagai Kegiatan Literasi
"Kekhasan dari acara BWFC ini, teks yang dibahas harus menjadi buku dari acara pertama sampai ketujuh ini. Jadi, kita mau memulai generasi literasi dari basis kultural dan bentuknya naskah," ujarnya.
Romo menilai, setiap tahun minat masyarakat mengikuti kegiatan ini terus bertambah. Tak heran bila dalam rangkaian acaranya nanti akan diselenggarakan pula kegiatan mendongeng untuk anak di sekitar Borobudur. Dari kegiatan tersebut, mereka akan diajak untuk menulis.
"Makin tahun, makin bertambah. Jadi, tambah terus dan kita sudah melihat gimana gemanya itu sampai ke tingkat anak muda. Makanya anak-anak semua akan diajari mendongeng. Mereka bermain dengan tulisan karena kita harus perhatikan yang muda kan," ucapnya.
Tak hanya tulisan dan membaca, acara ini juga menitikberatkan pada digitalisasi yang akan direpresentasikan melalui pemutaran film pendek. Ada tiga film buatan Nurman Hakim tentang ajaran Islam yang kultural siap ditayangkan di Pondok Pesantren Pabelan, Magelang.
"Sekarang ini film dan bagian dari digital yang cepat membuat renungan. Film pendek itu kan fokusnya di sana. Kita punya tiga generasi, lisan, tulis, dan digital," kata dia.
Editor: Tuty Ocktaviany