Harga Tiket Danau Tamblingan dan Jam Buka serta Keunikan Airnya yang Disucikan
Pesona Danau Tamblingan
Keindahan alam Danau Tamblingan masih sangat asri karena penduduk sekitar menjaga lingkungan tempat ini tetap apa adanya. Hal inilah yang membuat danau ini terlihat begitu eksotis dan alami tanpa ada banyak bangunan di sekitarnya. Pemandangan Danau Tamblingan semakin terlihat indah saat sunrise atau sunset. Cahaya matahari akan diselimuti kabut tipis yang muncul. Anda bisa menyaksikan pemandangan ini dengan jelas dari sejumlah view point yang ada di sekitar danau ini dan Buyan.
Anda juga bisa menikmati keindahan Danau Tamblingan ini langsung dari tengah danau menggunakan pedau atau sampan tradisional yang banyak tersedia. Dari atas sampan berkapasitas empat hingga enam orang tersebut Anda bisa merasakan sensasi seru mengarungi danau. Selain itu, Anda yang ingin menikmati keindahan sunset dan sunrise Danau Tamblingan bisa manfaatkan padang rumput luas di selatan danau mendirikan tenda.
Padang rumput ini mampu menampung puluhan tenda berkapasitas sedang dan sangat cocok untuk Anda yang datang bersama teman atau rombongan. Sebaiknya, datanglah saat musim kemarau atau cuaca cerah agar Anda terhindar dari awan mendung atau hujan. Sehingga Anda bisa menikmati keindahan Danau Tamblingan dengan lebih sempurna tanpa terganggu cuaca buruk yang mungkin terjadi.
Air danau yang disucikan
Danau Tamblingan tidak hanya sebagai objek wisata yang mendatangkan keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah setempat. Danau ini juga menjadi salah satu warisan budaya serta tempat yang cukup sakral bagi warga Bali. Ada sejarah kuno yang menceritakan tentang asal-usul dari keberadaan Danau Tamblingan dan desa yang berada di sekitarnya.
Danau Tamblingan dikelilingi oleh empat desa atau dikenal dengan catur desa, yaitu Desa Munduk, Gobleg, Gesing dan Umejero. Namun pada suatu ketika keempat desa tersebut terjadi wabah penyakit. Kemudian salah satu orang yang dianggap suci dan sakti mengambil air dari danau tersebut dan ajaibnya, penyakit yang mewabah tersebut hilang dan warga bisa sembuh seperti sedia kala! Itulah mengapa sampai sekarang warga wajib menjaga kesucian air danau tersebut. Pada akhirnya danau tersebut dinamakan Tamblingan yang berasal dari bahasa Bali 'Tamba' yang artinya obat dan 'Elingan' berarti mengingatkan akan kekuatan spiritual.
Editor: Vien Dimyati