Horor, Intip 4 Destinasi Menyeramkan yang Terkenal di Jepang

Baca Juga

Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Destinasi Wisata Babel Terapkan Protokol CHSE

Terowongan Inukane

Berikutnya adalah terowongan Inukane atau terkenal di Jepang sebagai terowongan berbisik. Tempat ini menjadi horor karena diceritakan, dulu ada seorang gadis yang dibunuh dan tak pernah dimakamkan dengan damai. Sejak saat itu, orang yang melintasi terowongan ini bisa mendengarkan bisikan-bisikan ghaib. Tak hanya itu, orang yang melintasi tak jarang bisa merasakan kehadiran sosok hantu, sehingga tak banyak orang yang berani memasuki terowongan itu.

Baca Juga

5 Destinasi di Semarang Paling Populer, Cocok untuk Pilihan Liburan

Jembatan Oiran Buchi

Selanjutnya adalah Jembatan Oiran Buchi yang termasuk di antara tempat-tempat paling menakutkan di Jepang. Kisahnya berawal dari abad ke-16, ketika daerah itu memiliki tambang emas yang dijalankan oleh Klan Takeda, yang juga mengelola rumah pelacuran. Setelah Pertempuran Nagashino, klan Takeda melarikan diri dan membunuh para perempuan di pelacuran. Konon, setelah kejadian itu, tangisan perempuan masih bisa terdengar dari jurang.

Baca Juga

3 Destinasi Populer Ini Larang Turis Ambil Foto, Ini Alasannya

Hotel Nakagusuku

Terakhir dari daftar, ada Hotel Nakagusuku yang merupakan salah satu destinasi berhantu favorit di Jepang. Hotel ini hanya lokasinya dekat dengan Kastil Nakagusuku. Mulanya, pembangunan hotel ditentang oleh seorang biksu yang mengatakan akan mengganggu situs suci dan kuburan di daerah tersebut. Namun, anjuran itu diabaikan dan terjadilah beberapa kecelakaan dan kematian para pekerja, sehingga pembangunan dihentikan.

Dalam upaya untuk memulainya kembali, pemilik menginap di hotel untuk membuktikan hotel tersebut aman. Namun malah sebaliknya, sang pemilik justru kembali dengan keadaan kacau dan menghilang. Bahkan saat ini, orang yang mengunjunginya dapat melihat lampu dan merasakan hawa dingin di koridor hotel yang kosong.

Bagaimana, Anda berani mengunjungi tempat-tempat horor di Jepang?

Editor: Vien Dimyati