Jelajahi Tanjung Puting, Lihat Orangutan di Sungai yang Mirip Amazon
Kepala Dinas Pariwisata Kotawaringin Barat, Wahyudi mengatakan, pemberian makan orangutan di lokasi konservasi menjadi sajian utama pariwisata di Kotawaringin Barat, selain kehidupan liar di taman nasional seluas 4.105 km2 itu.

“Potensi ini juga sudah ditangkap oleh pelaku (pariwisata) dan sudah dikomunikasikan kepada teman-teman tour (travel) dan agen pariwisata, komunitas dan teman-teman pegiat wisata lainnya,” kata dia.
Saat ini dinas pariwisata bersama Taman Nasional Tanjung Puting terus memperkuat sarana dan prasarana yang dibutuhkan wisatawan, terutama di Sungai Buluh. Lokasi ini memang salah satu lokasi yang akan dibuka untuk wisatawan. Atraksi di Sungai Buluh akan lebih ke wisata air, wisatawan melihat hewan-hewan tidak sampai ke dalam atau trekking.
Taman nasional Tanjung Puting juga menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan mancanegara. Pada 2018 lalu, jumlah wisman yang berkunjung ke TN Tanjung Puting mencapai 18 ribu.
Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti mengatakan, keunggulan pariwisata Indonesia bertumpu pada wisata budaya, alam dan buatan manusia (man made). “Potensi wisata alam adalah terbesar kedua sebesar 35 persen, di bawah wisata budaya sebesar 60 persen,” kata Guntur Sakti.
Namun sama dengan daerah lainnya di Tanah Air, Kotawaringin Barat juga memiliki daya tarik budaya yang besar, sehingga kekuatan budaya dan alam di Kotawaringin Barat akan saling memperkuat. “Juga dengan man made seperti kerajinan yang ada di masyarakat,” kata Guntur Sakti.
Editor: Vien Dimyati