Kampung Unik di Garut, Suasananya seperti Tahun 1980-an, Rumah Bilik dengan Lampu Tradisional
Kampung adat dukuh di Desa Ciroyom Garut ini juga masih memegang erat nilai budaya, adat, norma, dan etika, kearifan lokal dan budaya. Salah satu contohnya, kampung ini memiliki banyak pantangan atau larangan yang tidak boleh dilakukan.
Maka dari itu, jika berkunjung ke kampung ini Anda perlu mengetahui pantangan yang ada di Kampung Dukuh, seperti antara laki-laki dan perempuan tidak boleh terlalu dekat, tidak boleh bicara ketika sedang makan, tidak boleh selonjorkan kaki ke arah utara, harus memakai baju polos, dan masih banyak lainnya.
Kampung Dukuh dalam dibangun oleh seorang Syekh pada abad ke-17 yang dikenal dengan nama Syekh Abdul Jalil. Sesuai dengan ajarannya, kampung Dukuh selalu mempertahankan syariat Islam sebagai aturan adat yang berlaku. Pada mulanya Kampung Dukuh ini bernama Padukuhan, yaitu padepokan sebagai tempat orang bisa tinggal dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa. Letak kampung Dukuh Dalam cukup terisolir, untuk bisa mencapai perkampungan ini Anda harus menjelajahi rimbunnya hutan di Garut. Hal inilah yang menjadikan modernisasi sulit untuk masuk.
Jika Anda datang ke desa ini, pasti akan menemukan hal yang berbeda saat melihat rata-rata bangunan rumah yang ada. Untuk membedakan rumah juru kunci di Kampung Dukuh Dalam ini sangat mudah. Di mana ukurannya yang lebih besar dibandingkan dengan rata-rata bangunan yang ada di sekitarnya.
Selain rumah-rumah warga, di kampung ini juga terdapat tempat ibadah, mushala yang diperuntukkan bagi warga Kampung Dukuh.
Bahkan ada madrasah yang diperuntukkan bagi anak-anak di kampung ini, bersekolah sekaligus belajar agama.
Editor: Vien Dimyati