Keseruan Insan Autis Berwisata Kereta Tua di Ambarawa
"Kami tak bisa menertibkan semua pengunjung, jumlah kami terbatas," kata salah seorang petugas museum.
Ais mulai gelisah menyaksikan keriuhan ini. Apalagi tiket yang diperoleh di loket pertama, ternyata baru karcis masuk Museum Kereta Api seharga Rp10.000. Dia harus antre lagi di loket kedua untuk periksa bar code tiketnya. Lalu, petugas museum mencatat secara manual di buku tulis, pengunjung mana yang dapat naik kereta tua pertama jam 09.00, kedua pukul 11.00, serta ketiga jam 13.00.
Ais dapat giliran kedua. Padahal, dia sudah berlari ke loket agar antre duluan. Insan autis sangat terganggu bila keteraturan dilanggar. Sementara wisata kereta tua reguler hanya ada pada Sabtu, Minggu, serta hari libur.
Alhasil, kegelisahan Ais berlanjut lantaran harus menunggu kereta tua tiga jam lagi. Beruntung petugas loket ketiga bersedia memberikan tiket kereta seharga Rp50.000 pada giliran pertama, setelah orangtuanya menceritakan keresahan sang anak sejak kemarin.
Kereta tua baru datang pukul 09.30 WIB. Ais dengan antusias menaiki gerbong berusia seabad lebih ini. Tapi, dia lagi-lagi kecewa. Lokomotifnya ternyata bukan si hitam buatan Jerman seabad lebih silam, seperti yang selama ini dia lihat lewat dvd pemberian orangtuanya. Namun, lokomotif diesel yang diresmikan Presiden Soekarno pengoperasiannya pada 1953.