Libur Sekolah, Kemenparekraf Ingatkan Pengelola Tempat Wisata Terapkan CHSE saat Sambut Wisatawan
"Hati-hati pada potensi terjadi penumpukan di suatu tempat, maka ini harus dikelola dengan baik. Bisnis pariwisata itu bisnis persepsi, karena ketika orang-orang itu betul-betul merasakan suatu pengalaman, ketika tidak bagus pengalamannya, orang akan share tentang pengalamannya yang tidak enak,” kata Nia.
Nia juga mengimbau pengelola destinasi untuk memerhatikan pengunjung saat penyelenggaraan event yang melibatkan banyak orang ataupun kerumunan di lokasi wisata, dan memastikan penggunaan wahana atau atraksi wisata sesuai dengan kapasitas daya dukung.
Lebih lanjut, Nia meminta pengelola daya tarik wisata agar menyediakan jalur evakuasi dengan memasang papan titik kumpul untuk mengantisipasi terjadinya bencana, serta memerhatikan perubahan cuaca dan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait potensi bencana alam dan menginformasikan hal tersebut kepada wisatawan, petugas, dan masyarakat sekitar destinasi wisata.
"Hal yang harus diperhatikan adalah memasang jalur evakuasi dengan memasang lokasi titik kumpul ketika terjadi bencana yang kita tidak diharapkan orang tahu harus ke mana, direction-nya jelas,” kata Nia.
Menurut Nia, diperlukan juga koordinasi dengan berbagai pihak terkait agar suasana liburan di tempat wisata menjadi kondusif.