Menelusuri Lembah Bada yang Menawan di Poso, Ada Patung Purbakalanya

Masyarakat lokal percaya, batu itu dulunya digunakan untuk melakukan "Pemujaan Terhadap Leluhur". Para tetua di Desa Sepe percaya, salah satu patung bernama Palindo yang berarti sang penghibur dalam bahasa setempat adalah representasi dari penduduk pendahulu mereka, yaitu suku Tosaloge.
Sesuai legenda, Raja Luwuk memerintahkan 1.800 patung dari Sepe ke Palopo untuk menandai kekuasaannya di Bada. Patung ini seharusnya menghadap ke selatan, namun misi ini gagal, karena penduduk Bada meletakkannya dengan menghadap ke barat. Ketika sang raja meminta untuk mengubah posisinya, patung ini menimpa pasukan raja dan membunuh sekitar 200 orang.
Lembah Bada sangat indah karena terletak di daerah yang relatif datar, dikelilingi perbukitan, sehingga awan yang tertahan di puncak bukit yang mengelilingi lembah menyajikan pemandangan dramatis. Di tengah Lembah Bada mengalir Sungai Lariang, menyatu dengan Sungai Malei, diperkirakan batu-batu ini berasal dari sungai tersebut.
Editor: Vien Dimyati