Mengenal Batik Yogyakarta dan Filosofinya, Unik Ada Motif dari Pohon Langka
1. Motif Batik Parang
Motif parang atau lereng memiliki ciri khas kemiringan 45 derajat. Kemiringan ini mengambarkan lereng gunung atau bukit. Menurut GKBRAy Adipati Paku Alam, parang merupakan motif sakral yang dipakai oleh raja-raja dan keluarganya.
Filosofi di balik motif ini adalah agar manusia selalu meningkatkan diri, kematangan batin dengan banyak belajar, mengurangi kesalahan, serta meningkatkan pengetahuan. Selain itu Batik Parang juga mempunyai filosofi agar seseorang punya tekad kuat dan tidak mudah putus asa.
Ada ratusan jenis motif atau bentuk yang terus dikembangkan dalam batik parang hingga saat ini. Motif-motif tersebut antara lain ada parang barong, parang rusak, parang klitik dan lainnya.
2. Motif Semen
GKBRAy Adipati Paku Alam menjelaskan, 'Semen' berasal dari kata semi yang berarti tunas. Golongan motif semen mengandung makna berseminya kehidupan baru yang penuh harapan serta kebaikan maupun kebahagiaan.
Motif Semen memiliki komponen utama yang umumnya terdiri dari kehidupan darat, laut dan air. Kehidupan darat disimbolkan dengan gunung, tumbuhan, atau hewan darat. Lalu, kehidupan air disimbolkan dengan sisik, ikan atau hewan air lain. Kemudian, kehidupan udara disimbolkan dengan sayap ataupun burung.
Adapun motif batik yang tergolong dalam pola semen di antaranya, semen romo, sidomukti, sido asih, wahyu tumurun dan masih banyak lagi.