Mengenal Batik Yogyakarta dan Filosofinya, Unik Ada Motif dari Pohon Langka
3. Motif Batik Ceplok
Motif ceplok berbentuk pola geometris yang disusun berulang. Bentuk tersebut di antaranya lingkaran, persegi, oval, segitiga. Pola geometris ini ada yang dipadukan dengan flora dan fauna.
Beberapa golongan jenis ceplok di antaranya ada motif kawung, kotak mangkara, kasatriyan, ceplok purbonegara, dan lain-lain
Makna filosofi yang terkandung di dalam motif ceplok didasarkan pada bentuk atau komponen motif yang terdapat dalam masing-masing batik
Misalnya, motif kawung. Motif ini berupa empat bulatan yang melambangkan kiblat papat lima pancer. Ada juga yang mengartikan kawung sebagai simbolik kata ‘suwung’ atau kosong.
4. Batik Nitik
Batik Nitik merupakan batik dengan anugerah kekayaan intelektual indikasi geografis. Uniknya, canting yang digunakan pada batik nitik mempunyai bentuk khusus, yakni ujung canting terbelah empat. Metode dalam membuat batik nitik juga agak berbeda yaitu dengan cara menitik, bukan diseret seperti batik pada umumnya.
Motif batik nitik dibuat dengan motif klasik atau pakem nitik Yogyakarta. Di antaranya, Nitik Nogosari, Nitik Srengege, Nitik Cakar ayam, Nitik Rambutan, Nitik Sekar Tanjung, dan masih banyak lagi.
Motif yang diciptakan dalam batik nitik merupakan stilasi dari bentuk bunga atau ornamen lain yang dibentuk menjadi pola geometri.
Salah satu jenis motif yang disebutkan sebelumnya ada motif Nogosari. Nogosari merupakan nama sejenis pohon yang sudah semakin langka. Pohon nogosari tumbuh di lingkungan Puro Paku Alaman. Motif Batik Nitik Nogosari melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
Batik tentunya merupakan warisan budaya Indonesia. Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam berpesan untuk lebih mengenali setiap guratan batik agar bisa meresapi isi pesan di balik motif batik.
Editor: Vien Dimyati