Mengenal Reog Ponorogo Punya Tarian Unik dan Topeng Menyeramkan, seperti Ini Sejarahnya!
Kesenian tersebut juga terus dikembangkan, hingga pada masa awal Islam di Jawa oleh Raja Katong (Bathoro Katong) pada akhir abad ke-15. Lalu pada versi ini terdapat 4 tokoh yang merupakan modifikasi dari versi Bantarangin yaitu tari kelana, ganongan, jatilan dan tari merak dadakan.
Sebelum Bathoro Katong berkuasa, Reog juga dikenal oleh masyarakat Ponorogo sebagai barongan yang dimainkan oleh para warok. Tepatnya pada masa pemerintahan Bathoro Katong, barongan diubah menjadi reog dan digunakan sebagai media dakwah Islam (menyampaikan risalah Islam).
Kata “reog” berasal dari kata “riyokun” yang berarti husnul khatimah (akhir yang baik), sehingga perjuangan Bathoro Katong dalam menyebarkan Islam di Ponorogo diberkahi oleh Tuhan.
Kini cagar budaya Reog Ponorogo telah tercatat dalam inventarisasi nasional/nomor register: 201300028 pada tahun 2013 dan telah didaftarkan sejak 2010 kemudian diperbarui pada 2022 oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Editor: Vien Dimyati