Menyusuri Trans Kalimantan, Menguji Adrenalin di Rute Nanga Tayap
PONTIANAK, iNews.id - Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi petualang bersepeda motor selain mendatangi tempat baru yang belum pernah dilewati. Itu pula sebabnya penggemar touring akan punya keinginan untuk menjejakkan roda sepeda motornya di jalanan tersebut.
Jejak Roda, menjadi tema utama perjalanan BMW Motorcycle Club (BMWMC) Jakarta, klub sepeda motor yang sudah 40 tahun terbentuk di Jakarta dan khusus bagi penggemar motor pabrikan BMW Jerman. Jejak Roda melintasi tanah Borneo belum lama ini.
Persiapan selama berbulan-bulan dilakukan di sekretariat BMWMC, Jalan Salam, Pejompongan Jakarta Pusat. Diskusi rute maupun persiapan kondisi motor serta kemampuan fisik para peserta dimulai dari sini. Tentu kami sadar bukan yang pertama menjelajahi bumi Kalimantan. Banyak petualang bersepeda motor yang jauh lebih dahsyat kisah perjalanannya, baik dari segi rute maupun motor yang digunakan.
Namun bagi peserta Jejak Roda BMWMC, perjalanan sejauh lebih dari 2.000 kilometer (km) termasuk rute-rute wisata dengan melewati empat provinsi tetap istimewa karena motor yang dipacu adalah BMW kesayangan, yang tak lagi baru. Menariknya lagi, peserta touring ini tak lagi muda, bahkan ada peserta yang berusia di atas 70 tahun. Namun tekad dan semangat serta dukungan kolega serta keluarga makin memantapkan perjalanan ini.
Memulai start dari Hotel Golden Tulip, Pontianak, Kalbar.
Sebanyak 13 orang dengan 9 motor dan sebuah mobil telah siap untuk memulai perjalanan dari Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Sebelum memulai kami melapor pada Direktorat Lalu Lintas Polda Kalbar dan bertemu dengan AKBP Dafco yang banyak memberikan masukan tentang jalur touring. Jangan salah, meski melapor kepada aparat setempat, BMWMC tidak pernah meminta pengawalan apalagi vooridjer saat melakukan perjalanan.
Tidak ada satu pun motor kami yang dilengkapi dengan sirine dan hanya mengandalkan klakson biasa sebagaimana pengguna jalan lain. Bukan apa-apa karena kami pun hanya pengguna jalan biasa.
Rombongan Jejak Roda terdiri atas Boy Komarudin Unyil yang menggeber motor BMW jenis R51 keluaran tahun 1953, Rizal Erye (R100 RS tahun 1984), Hidra Simon (R80 G/S tahun 1984), FeryParikesit (R80 G/S tahun 1984), Eka Ies Dewi alias bu Uchi dan Lexi (R80 tahun 1986), Ervien Jubrihardjo dan Elis Utami Kasno (R100GS PD tahun 1994), Budhi Dharma Yuswar (R100 GS tahun 1994), Bambang Prabowo (R100R tahun 1996), H Soderi (R1200 C tahun 2000), Wahidinudin (senior mechanic), dan Isay, storing hilux crew.
Perjalanan Dimulai
Pukul 08.00 WIB dari Hotel Golden Tulip Pontianak tim sudah siap berangkat. Usai sarapan, kami masih tergoda untuk mencicipi makanan khas Pontianak yang terkenal, yaitu es krim kelapa Angi. Ini adalah es krim yang disajikan dalam batok kelapa sehingga bisa dinikmati sambil mengerok kelapa.
Tepat pukul 09.30 WIB perjalanan meninggalkan Pontianak. Sinar matahari mulai terasa terik dan menusuk kulit. Di Kalimantan yang memiliki ribuan jembatan, menjadi ciri khas bila pelintas pulau memulai titik nolnya dari jembatan terkenal. Tentu saja jembatan Kapuas yang dibangun 80-an menjadi perlintasan kami pertama. Selanjutnya target perjalanan ini menuju perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, yaitu kota Nanga Tayap.
Es krim yang disajikan di batok kelapa muda.
Jarak Pontianak ke Nanga Tayap 558 km melalui daerah Sosok. Namun, sejak diresmikannya jembatan baru yang membelah Sungai Kapuas, untuk mencapai Kalimantan Tengah cukup ditempuh dalam rentang jarak 358 km alias terpangkas 200 km. Kami memotong jalan menuju ke Tayan, melintasi Kabupaten Sanggau, menuju Jembatan Tayan sambil mencecap indahnya Sungai Kapuas.
Jembatan Tayang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 22 Maret 2016. Ini jembatan terpanjang di Kalimantan serta terpanjang kedua di Indonesia setelah Suramadu.