Misteri Tugu Malang, Konon Ditanam Emas, Intan dan Permata sebagai Persembahan
Emas dan Intan Ditimbun Menurut kepercayaan Jawa kuno, pembangunan struktur penting seperti candi, gapura, atau tugu harus disertai ritual tetenger berupa persembahan sakral. Peripih berbentuk kotak ini biasanya diisi benda-benda berharga seperti emas, intan, dan permata.
“Peripih itu berbentuk kotak, isinya macam-macam... isinya benda-benda yang dianggap mampu memberikan kekuatan nilai-nilai magis, termasuk bagaimana menghilangkan unsur-unsur negatif kepada bangunan itu sendiri,” kata Agung.
Barang-barang itu diyakini memberikan daya magis dan menjaga keabadian tugu agar tak pernah diruntuhkan. Bahkan pada peristiwa Malang Bumi Hangus 1947, meskipun bagian atas tugu rusak, pondasi dan persembahan yang terkubur tetap utuh.
“Salah satunya yang dipilih adalah emas, intan, permata yang mempunyai nilai kekuatan dan keabadian... ditempatkanlah beberapa barang benda berharga di situ untuk memberikan satu kekuatan, yang dipercayai sebagai kekuatan, maupun nilai-nilai magis di dalam bangunan itu sendiri,” ujar Agung.
Dia menuturkan tradisi menanam benda magis sudah dilakukan sejak zaman dahulu, seperti kepala kerbau yang ditanam di bawah jembatan sebagai penolak bala. Tak heran, jika emas di Tugu Malang dianggap sebagai lambang kekuatan spiritual, bukan harta yang harus digali.
“Sekali lagi buat apa kita ngambil emasnya, toh yang kita harapkan bukan emasnya tapi adalah semangat arek-arek Malang ketika mempertahankan kemerdekaan, itu yang paling kuat,” katanya.
Editor: Dani M Dahwilani