Napak Tilas Sejarah Yogyakarta lewat RunFest Berkonsep Sport Healthy Tourism

Sementara itu, Race Director RunFest Satrio Guardian mengatakan, lomba lari ini mengangkat konsep sport healthy tourism yang dapat diperkenalkan ke seluruh Indonesia.
"Selain makanan dan tempat wisata, ada bagian healthy yang belum kita angkat. Indonesia itu memang sangat beragam dari sisi obat-obatan herbal, jau, dan lainnya. Iyu yang akan kita gaungkan ke masyarakat,” ujar Satrio.
Dia melanjutkan, karena mengusung konsep sport healthy tourism maka perlombaan akan digelar sambil melakukan napak tilas. Lokasi yang dilalui para pelari adalah rumah sakit, dan museum dengan sejarah medis panjang.
“Jadi bukan sekadar lewat, tapi mereka bisa lihat sejarahnya melalui teks, dan gambar. Bisa juga mengunjungi museum setelah finish. Jadi mereka bisa lihat, apa yang mereka lewati punya sejarah yang panjang," kata Satrio.
Sementara itu, Vice President Marketing KlikDokter Mia Argianti mengatakan, ada alasan kenapa Yogyakarta dipilih sebagai lokasi lomba, yaitu adanya sejarah perjuangan bangsa, dan riwayat herbal Jawa kuno di Yogyakarta.
Dia ingin peserta tidak hanya sekadar berlomba tapi akan memerolah pengetahuan lebih. Terutama mengenai sejarah medis Indonesia yang memiliki catatan panjang. "Kita tahu kebanyakan perjuangan Indonesia itu dimulai dari Yogyakarta, ada tokoh-tokoh seperti dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Wahidin Sudirohusodo dan dr. Soepomo. Mungkin dulu berangkat (bermula) dari Stovia baru kemudian ke Fakultas Kedokteran UGM," katanya.
RunFest akan dilombakan dengan beberapa kategori, di antaranya, funwalk, lari 5K (5.000 meter), 10K, 21K. Khusus untuk 21K, pesertanya bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun.
RunFest KA berlangsung di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Selain lomba lari, akan ada festival kuliner hingga konsultasi kesehatan.
Editor: Vien Dimyati