Pelaku Ekonomi Kreatif Optimistis Bisa Bangkit dari Pandemi Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Kendati begitu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berupaya membuat industri pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bertahan melewati pandemi.
Baik dari kampanye, pelatihan, membuka akses antara pelaku ekonomi kreatif dengan Over-The-Top (OTT), hingga memberikan stimulus ekonomi seperti Bantuan Hibah Pariwisata dan Bantuan Insentif Pemerintah yang telah diluncurkan tahun ini. Juru Bicara Kemenparekraf Prabu Revolusi mengatakan, perhatian Kemenparekraf saat ini adalah memastikan semua pelaku industri memahami protokol kesehatan.
“Hingga saat vaksin sudah bisa diakses masyarakat nantinya, ini akan memberikan wajah baru bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Efeknya bisa berdampak kepada hotel yang bisa kembali beroperasi, restoran kembali hidup, bioskop juga kembali buka, dan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) juga bisa kembali dijalankan,” ujarnya pada acara Dialog Produktif bertema ‘Industri Kreatif Melawan Hantaman Pandemi’ yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dikutip Rabu (16/12/2020).
Tantangan yang berat dirasakan oleh pelaku ekonomi kreatif di lapangan, salah satu di antaranya Sutradara Film Lola Amaria. Menurutnya, pekerja film sejak bulan Maret 2020 memang tidak boleh melakukan aktivitas pembuatan film. Baru saat mulai memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi, pekerja film mulai berproduksi dalam protokol yang sangat ketat.
“Industri ekonomi kreatif mau tidak mau harus beradaptasi dengan protokol kesehatan, ini penting untuk dipahami agar ditanggapi dengan serius. Untuk itu, kami membuat platform sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) untuk segera diadopsi. Skenario stimulus juga tetap kita pikirkan, di 2020 kita sudah melakukan Bantuan Insentif Pemerintah. Di tahun 2021 akan ada perhatian khusus di 16 sub sektor dan sesuai kebutuhan masing-masing sub sektor,” kata Prabu Revolusi.