Pulihkan Pariwisata di Selat Sunda, Kemenpar Contoh Bali dan Lombok
“Yang pertama kita lakukan adalah membuat event-event pemerintah di sini. Saya sebagai Menteri Pariwisata mengundang seluruh Kementerian dan Lembaga, untuk mengadakan event-event di sini. Dan Kemenpar yang akan memulai pertama kali pada awal Januari mendatang, untuk menggelar rapat koordinasi pemulihan pasca Tsunami, lokasinya di salah satu hotel tidak terdampak di kawasan Anyer,” ujar Menpar.
Menpar Arief juga berharap masa pemulihan sendiri akan berlangsung tiga bulan untuk kembali normal. Mengapa tiga bulan? Karena bila melebihi tiga bulan, kata Menpar, pelaku industri sudah tidak kuat hal ini juga yang terjadi di Bali dan Lombok pasca bencana.
“Recovery harus secepat mungkin. Untuk Anyer dan sekitar saya prediksi satu bulan sudah mulai pulih. Pemerintah yang harus memulai. Karena bila pemerintah sudah masuk, kepercayaan masyarakat sudah tentu ikut,” katanya.
Hal yang paling mudah untuk mengembalikan lagi kepercayaan wisatawan hingga investor adalah keteladanan dari Pemerintah. “Hal yang sama saya lakukan pasca-erupsi Gunung Agung di Bali. Saya mengundang pak Presiden Jokowi untuk datang ke Pantai Kuta. Tidak perlu banyak pidato Bali cepat pulih,” kata Menpar.
“Begitu juga yang saya lakukan di Lombok. Saya berkali-kali ke sana. Bisa dicek, saat ini ada penambahan investasi di Mandalika sebesar USD1 milliar. Poinnya adalah Ketika pemerintah turun ke lapangan. Tidak perlu banyak bicara sudah pasti akan pulih. Baik dari wisatawan ataupun investor,” ujar Menpar.
Ketiga adalah pemulihan destinasi. Pemulihan destinasi memang tidak bisa langsung Kemenpar yang menangani. Tetapi Kemenpar akan menyurati K/L untuk memperbaiki destinasi terdampak. “Semisal menyurati KemenPUPR, atau mencarikan Dana Alokasi Khusus. Di sana peran Kemenpar untuk selalu mendampingi,” ujar Menpar Arief Yahya.
Editor: Vien Dimyati