Rara Pawang Hujan Mandalika Bongkar Rahasia Ritualnya saat Kendalikan Awan
Rara melanjutkan, sebenarnya secara fakta, dia mengaku dirinya itu pakai kayu dan asap. Jadi, uap itu ke atas.
"Sebenarnya Memecah awan itu dengan energi gelombang doa, getaran ini simbol (sembari memutar singing bowl). Terus ada teriakan Rara, sering kan Rara teriak (dia pun teriak) kalau kita sudah teriak nanti cuacanya panas," kata dia.
Setelah dia mempraktikkan beberapa hal, tiba-tiba saja di video tersebut cuaca di atas kepala Rara berubah menjadi terik. "Nah ini dalam 1 detik saja sudah panas," curhatnya.
"Jadi, afirmasi memohon berkah Allah, Tuhan Maha Kuasa supaya matahari ada di atas kepala Rara," katanya.
Dia melanjutkan, dalam menjalankan praktik kerjanya ini, ada tantangan yang harus dijalani yaitu Rara mesti terkurung di tempatnya bekerja.
"Jadi, saya benar-benar mau melayani MGPA mau melayani ITDC, mau melayani tim korlap. Jadi, saya otomatis harus sayang dan simpati dengan pimpinan, dengan tim kerja mereka. Saya sayangi wajah-wajahnya, seperti itu, supaya kuat lintas dimensinya," ujar Rara.
Rara juga menjelaskan, soal tujuan dirinya memutar atau memukul singing bowl yaitu agar menciptakan getaran suara. "Getaran ini kan sampai ke hati, telinga, sampai ke alam lain. Gegara bunyi singing bowl, langit bisa mengikuti langkah Rara," katanya.
"Saya sampai enggak lihat ke bawah karena fokus ke atas, sampai nginjek semen. Karena anginnya itu mengikuti tangan saya. Arah saya ke kanan, dia ikut ke kanan (dari Barat ke Utara)," kata dia.
Di kesempatan itu, Rara juga mengaku pernah gagal dalam menjalankan tugasnya. Momen itu terjadi saat dirinya diminta mengawal pertandingan sepakbola Indonesia melawan Jepang di Gelora Bung Karno (GBK).
"Waktu itu Rara ngawal sepakbola Indonesia lawan Jepang. Saya dihubungi coach Indra bagaimana caranya Garuda mania di GBK aman dan happy. Nah, waktu itu saya bilang ke coach kalau saya sedang datang bulan, dan kalau saya datang bulan, otomatis energi saya berkurang," ceritanya.
Terus Mas Indra, kata Mbak Rara, bilang dicoba dulu dan beneran hujan. "Waktu itu saya merasa gagal dan saya nangis dan malah makin gagal," kata Rara.
Tapi, karena ada rasa untuk tetap menuntaskan pekerjaan, Rara pun mengaku terpacu untuk bisa menggeser awan dan benar berhasil meski itu terjadi setelah pertandingan usai.
"Ya, berhasil menggeser hujan. Ya, minimal Garuda Mania bisa pulang, tapi pas pertandingan memang hujan dan Indonesia kalah. Itu sedih sih," curhat Rara.
Terlepas dari semua cibiran yang dilayangkan untuk Rara si pawang hujan MotoGP Mandalika, beberapa netizen tetap mengangkat topi dan menghargai apa yang dilakukan Rara.
"Kearifan lokal yang mungkin enggak ditemukan di sirkuit negara-negara lain selain di Indonesia. mungkin di Malaysia masih ada, ya, yaitu Pawang hujan (rain handler). Semangat Mbak Rara," ungkap @ariefrasyad yang ikut membagikan video Mbak Rara yang sedang beraksi.
Editor: Vien Dimyati