Sektor Utama Ekonomi Nasional, Pariwisata Akan Menjadi Penghasil Devisa Terbesar
Rupanya, pertumbuhan pariwisata yang pesat itu tidak lepas dari branding yang kuat. Strategi branding Wonderful Indonesia untuk penetrasi secara online, memang masih lebih bagus dibandingkan Thailand dan Malaysia. Namun, masih kalah dengan Singapura.
Untuk menyiasati itu, kata Guntur, ada hal yang bisa dioptimalkan saat ini. “Pentingnya Calibration, Credibility, Confidence (3C) bagi Indonesia. Dan, bagaimana strategi untuk meningkatkan citra Indonesia di kancah global melalui kompetisi internasional dengan beberapa tujuan,” katanya.
Pertama, meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan Academics, Business, Government, Community, Media (ABGCM) akan pentingnya memposisikan kepariwisataan Indonesia di dunia internasional. Lalu kedua, meningkatkan peran seluruh ABGCM dalam wadah 'Indonesia Incorporated' untuk bersama-sama membawa kepariwisataan Indonesia sebagai 'the best destination ini the world'.
Ketiga, mendorong dukungan dari seluruh unsur ABGCM sesuai dengan kapasitasnya untuk menyukseskan program pemenangan penghargaan kepariwisataan Indonesia di ajang internasional sebanyak-banyaknya. Kemudian keempat, mengharapkan komitmen dan dukungan dari Pemda bagi industri atau atraksi wisata di daerahnya yang terpilih untuk dinominasikan dalam kompetisi internasional.
Selanjutnya terkait daya saing pariwisata Indonesia dibanding negara lain, menurut Guntur, ada lembaga dunia yang paling terpercaya dan dijadikan referensi 140 negara di dunia untuk memeringkat dengan kriteria yang jelas.
“Sedikitnya 14 pilar yang dikalibrasi dengan standar yang sama oleh Travel & Tourism Competitiveness Index, World Economic Forum (TTCI) yang berpusat di Geneva Swiss. Posisi Indonesia terus melesat naik. Dan kenaikan itu, bisa dirasakan oleh kalangan industri yang bergerak di sektor pariwisata Tanah Air. TTCI 2017 yang dikeluarkan secara resmi oleh World Economic Forum (WEF) bahwa Indonesia tembus di peringkat 40 tahun 2019,” tuturnya.