Taj Mahal Jadi Favorit, Turis Dibatasi 3 Jam untuk Kurangi Kepadatan
JAKARTA, iNews.id - Kunjungan wisatawan ke Taj Mahal India semakin membuat monumen ini selalu dipadati turis. Pada puncaknya, istana kuno ini menerima hingga 50.000 wisatawan per hari dan sekitar tujuh juta orang mengunjungi situs tersebut setiap tahun.
Dalam upaya mengatasi masalah kepadatan, Taj Mahal menerapkan batas tiga jam kunjungan untuk wisatawan. Jika wisatawan melewati batas waktu, maka harus kembali membeli tiket baru.
Wisatawan asing membayar 1.000 rupee (£10,95) untuk mengunjungi istana. Warga dari negara SAARC dan BIMSEC, yang mencakup Bangladesh dan Sri Lanka membayar 530 rupee (£5,80). Sementara itu, pengunjung India, membayar 40 rupee (44p), dengan biaya yang relatif rendah untuk menarik pengunjung dalam jumlah besar. Sedangkan anak-anak di bawah usia lima belas tahun tidak membayar biaya masuk dan akan terus dibebaskan dari biaya.
Arkeolog situs kuno, Bhuvan Vikram mengatakan kepada Sky News, gerakan itu dirancang untuk “mengurangi kepadatan di dalam monumen, menghentikan wisatawan yang terlalu lama di dalam dan untuk mengatur kerumunan orang di dalam dan di gerbang,” ungkapnya dilansir iNews.id dari Independent, Rabu (4/4/2018).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, “Kami memutuskan tiga jam sudah cukup waktu bagi wisatawan untuk melihat Taj Mahal, bahkan ini dengan kecepatan yang santai. Kami akan memantau selama masa liburan atau bukan, dan kemudian membuat rencana apakah kami perlu meningkatkan proses.”
Menurutnya, jika langkah itu terbukti sukses, batas jumlah pengunjung secara keseluruhan tidak perlu diberlakukan. Taj Mahal dibangun oleh Kaisar Mughal Muslim Shah Jahan untuk mengenang istrinya, Mumtaz Mahal. Kepadatan yang terjadi di Taj Mahal adalah salah satu dari sekian banyak tempat wisata lain di seluruh dunia yang mencoba memerangi kepadatan dalam beberapa waktu belakangan ini.
Dubrovnik di Kroasia salah satunya. Berkat popularitas film Game of Thrones, kota ini dikunjungi oleh banyak wisatawan. Untuk mengatasi masalah kepadatan, mereka mengumumkan membatasi jumlah pengunjung sebanyak 4.000 pengunjung per hari pada bulan Agustus tahun lalu. Langkah itu dilakukan setelah kota abad pertengahan ini diperingatkan mengenai status Unesco berada di bawah ancaman.
Editor: Vien Dimyati