Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Open Trip ke Bantar Gebang, Biaya mulai dari Rp99.900!
Advertisement . Scroll to see content

Terungkap, seperti Ini Kehidupan Prasejarah Papua yang Terlukis di Batuan Purba

Sabtu, 31 Juli 2021 - 19:17:00 WIB
Terungkap, seperti Ini Kehidupan Prasejarah Papua yang Terlukis di Batuan Purba
Keunikan Situs Megalitik Tutari (Foto: Balai Arkeologi Papua)
Advertisement . Scroll to see content

Ada pula beberapa susunan batu temugelang, batu berjajar, batu-batu berlukis, dan kelompok menhir. Batuan ini tersebar hingga ke puncak bukit, tersembul di antara tingginya ilalang, semak belukar, serta pohon-pohon kayu putih (Melaleuca cajuputi). 

Mengutip hasil penelitian berjudul “Pengelolaan Situs Megalitik Tutari” yang dilakukan Erlin Novita, peneliti Balai Arkeologi Jayapura, disimpulkan, pada masa lampau lokasi itu dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan religius bagi masyarakat Tutari, salah satu suku di barat Danau Sentani. 

Berdasarkan penuturan para tokoh masyarakat Doyo Lama, suku Tutari pernah ada sekitar 6.000 tahun lampau di perkampungan bernama Tutari Yoku Tamaiyoku. Namun, mereka akhirnya punah ketika terlibat perang antarsuku untuk memperebutkan wilayah dengan Ebe, suku yang berasal dari wilayah Pulau Yonoqom atau Yonahang. 

Peninggalan megalitik di Situs Tutari setidaknya dibagi menjadi enam sektor. Sektor pertama berupa batu berlukis (rock art) di mana terdapat 147 karya lukis di atas 115 bongkahan batu menggunakan teknik gores. 

Ada yang dilukis tunggal atau terdiri dari 2-5 lukisan dalam satu bongkahan batu. Ada 13 jenis dan motif lukisan, di antaranya unsur matahari, manusia, flora, dan satwa. Lukisan terbanyak yaitu motif ikan (95 buah), biawak (18), dan kura-kura (13).  

Terdapat empat bongkahan batu berjajar saling berdekatan dipahat membentuk bagian kepala, leher dan badan. Batu-batu tersebut dijuluki sebagai batu ondoafi. Keempat batu itu dianggap mewakili suku yang pernah ada di Doyo Lama. 

Batu-batu ini bentuknya seperti manusia seolah sedang menatap ke Kampung Doyo Lama. Saat ini, kondisi batu-batu tersebut sudah mulai terkikis oleh iklim sehingga bentuk dan besarannya sudah tidak sama lagi.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut