Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nggak Hanya Surabaya, Prabowo Minta Whoosh Diperpanjang sampai Banyuwangi
Advertisement . Scroll to see content

Warga Banyuwangi Ramai-Ramai Jemur Kasur Jelang Idul Adha, Tenyata karena Hal Ini

Kamis, 07 Juli 2022 - 14:50:00 WIB
Warga Banyuwangi Ramai-Ramai Jemur Kasur Jelang Idul Adha, Tenyata karena Hal Ini
Warga Osing di Desa Kemiren, Banyuwangi melakukan tradisi jemur kasur (Avirista Midaada / MPI)
Advertisement . Scroll to see content

BANYUWANGI, iNews.id - Ada banyak tradisi turun temurun yang masih lestari hingga sekarang. Salah satunya tradisi menjemur kasur menjelang Idul Adha.

Menjelang Hari Raya Idul Adha warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi punya tradisi unik bernama mepe kasur. Tradisi mepe kasur atau menjemur kasur dipercaya bisa membuat harmonis dan langgeng hubungan pasangan suami istri (pasutri).

Tampak, tradisi mepe kasur ini dilakukan dengan menjemur kasur kapuk di halaman rumah masing-masing warga Desa Kemiren. Masing-masing rumah yang menjemur kasur saat memasuki Hari Idul Adha di bulan Dzulhijjah.

Tokoh Adat Using Desa Kemiren Adi Purwadi mengatakan, tradisi mepe kasur merupakan salah satu dari rangkaian upacara adat tumpeng sewu di Desa Kemiren yang digelar setiap minggu pertama bulan Dzulhijjah antara hari Kamis atau Minggu.

"Upacara adat tumpeng sewu bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur warga terhadap nikmat yang telah diberikan sang pencipta," ujar Adi Purwadi, saat ditemui MNC Portal, Kamis pagi (7/7/2022).

Uniknya, semua kasur yang dijemur memiliki warna yang sama yakni merah hitam, dua warna itulah yang melambangkan harmonisasi rumah tangga dengan perpaduan prinsip keberanian hingga keabadian.

"Mungkin satu-satunya desa yang punya kasur seragam dengan warna merah dan hitam. Warna hitam warna keabadian dan merah warna keberanian dan kerja keras," kata dia.

Menurut Adi, kedua unsur itu dijadikan prinsip warga desanya dalam membangun mahligai rumah tangga. "Kalau kita ngomong kasur berarti kita ngomong rumah tangga, kalau ingin rumah tangga bahagia maka ikut dua unsur tadi, keabadian tentang jodohnya 'katresnane' harus dikukuhkan dan dirawat, yang kedua kerja keras dan keberanian juga harus dirawat," ujarnya.

Keduanya saling memiliki keterikatan dalam kehidupan pasutri, mulai keterkaitan asmara yang terus dipupuk dan pundi-pundi keberanian untuk membangun perekonomian yang kayak, dari dua unsur tersebut diyakini mampu menjaga keharmonisan rumah tangga.

"Kalau sudah cintanya terus dibangun dan ditopang dengan kerja keras untuk memenuhi kebutuhannya, barulah rumah tangga bahagia itu akan tercapai," katanya.

Adi menjelaskan, setiap orang tua di Desa Kemiren yang memiliki anak perempuan saat menikah bakal memberinya kasur berwarna merah dan hitam. Kasur itu menjadi pertama yang diberikan sebelum kebutuhan - kebutuhan lainnya. Hal ini beriringan dengan doa orang tua agar buah hatinya bahagia membangun rumah tangga baru.

"Orang sini kalau punya anak perempuan pasti diberikan kasur merah hitam sebelum membeli kebutuhan lainnya," katanya.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut