5 Makanan Khas Aceh yang Menggoda Selera dan Kaya Rempah
Sate Matang adalah varian sate khas Aceh yang menggunakan daging sapi berkualitas, ditusuk dan dibakar hingga matang sempurna. Yang membedakan adalah kuahnya yang kental dari kaldu sapi, dicampur kacang tanah, cabai, dan rempah seperti kayu manis. Rasanya manis-pedas dengan aroma smoky yang menggugah selera.
Hidangan ini populer di Aceh Utara, terutama daerah Matang, dan sering disajikan dengan lontong atau nasi. Cara membuatnya: potong daging tipis, marinasi dengan kecap dan bumbu, tusuk, bakar sebentar, lalu siram kuah yang sudah direbus dengan bumbu halus.
Waktu masak sekitar 1 jam. Ada ulasan traveler yang menyebut sate ini lebih juicy dibandingkan sate biasa. Salah satu tempat legendaris untuk mencobanya adalah Sate Matang Geudong. Kaya protein dan rendah lemak jika menggunakan daging tanpa lemak.
Sebagai penutup, Timphan menjadi camilan manis khas Aceh. Kue ini terbuat dari tepung ketan yang dibungkus daun pisang, diisi parutan kelapa dengan gula merah. Rasanya legit dan lembut, mirip kue tradisional Indonesia lain tapi dengan sentuhan khas Aceh.
Timphan biasanya dibuat saat hari raya. Cara membuatnya sederhana: campur tepung ketan dengan air pandan, isi dengan kelapa parut yang dimasak bersama gula, bungkus dengan daun pisang, lalu kukus selama 20 menit. Rasanya cocok untuk teman minum teh sore. Timphan bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional Aceh.
Demikianlah 5 makanan khas Aceh di atas hanyalah pintu masuk ke dunia kuliner yang luas di provinsi ini. Dengan mencobanya, Anda tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga ikut menghargai warisan budaya Aceh. Jika berkesempatan, kunjungi Aceh dan rasakan langsung, dijamin pengalaman tak terlupakan.
Editor: Komaruddin Bagja