Berawal dari Gandum, Ternyata seperti Ini Proses Pembuatan Bir

Selain itu juga terdapat malt silo untuk menjaga temperatur, kelembapan, dan kualitas bahan baku yang didatangkan langsung dari Eropa agar tetap higienis. Fasilitas produksi lainnya termasuk tangki fermentasi dan mesin filterasi dengan metode candle filtration.
Antonius Kurnia selaku Brew & Cellar Manager BHBI mengatakan, bir terbuat dari bahan baku alami seperti gandum berkualitas yang didatangkan dari Jerman. Untuk mendapatkan rasa pahit berasal dari bunga hops, serta yeast.
"Untuk proses pertama gandum pilihan ini direndam, dicampur dan diaduk dengan air. Lalu dipanaskan secara konsisten, temperatur dinaikkan sehingga enzim starch dalam malt berubah menjadi gula dan disaring. Hasil saringan disebut wort (malt sugar) dan dipanaskan kembali kemudian ditambah hops," kata Kurnia.
Setelah itu untuk proses kedua adalah yeast. Yeast ditambahkan ke dalam wort yang telah didinginkan hingga delapan derajat celsius. Terjadilah proses konversi gula menjadi alkohol dan karbondioksida. proses fermentasi ini berlangsung hingga 28 hari. "Proses fermentasi ini untuk mengeluarkan cita rasa dan mendapatkan alkohol 5 persen," kata Kurnia.
Proses ketiga adalah Maturasi. Proses ini berfungsi untuk mengeluarkan rasa dan kejernihan bir, serta membuat menjadi fresh lebih lama. Setelah maturasi, bir difilter sehingga menghasilkan bir jernih.
Prose terakhir adalah pengisian. Bir yang sudah jernih diisi ke botol kaleng atau barrel. Proses pengisian ini menggunakan mesin otomatis untuk menjaga bir selalu dalam kondisi higienis.
Sementara itu, Daniel To, Master Brewer PT Bali Hai Brewery Indonesia mengatakan, gandum yang dipakai Bali Hai memiliki kualitas terbaik. Ini dikarenakan untuk menjaga konsistensi rasa bir. "Bir yang enak itu ada kombinasi pahit, manis, gurih dan krispi. Rasa ini penting. Memang tidak disarankan bir dicampur dengan minuman lain. Tetapi trennya di luar negeri bir selalu digunakan dalam campuran minuman atau masakan. Ini bertujuan untuk mendapatkan masakan yang gurih," kata Daniel.
Editor: Vien Dimyati