Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rahasia Rizky Ridho Jaga Stamina di Lapangan, Nutrisi Lengkap Kuncinya!
Advertisement . Scroll to see content

Jangan Sepelekan Asupan Nutrisi pada Anak, Dampaknya Bisa Stunting

Kamis, 10 Maret 2022 - 20:08:00 WIB
Jangan Sepelekan Asupan Nutrisi pada Anak, Dampaknya Bisa Stunting
Penting memenuhi nutrisi anak (Foto: The Indian Express)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Memberikan asupan nutrisi yang tepat untuk anak menjadi hal penting. Sebab, pemberian asupan nutrisi yang tepat dapat mencegah gangguan pertumbuhan anak atau stunting.

Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi anak, Prof. dr. Madarina Julia mengatakan, perawakan pendek merupakan salah satu keluhan gangguan pertumbuhan  yang sering menjadi alasan seorang anak untuk dibawa ke dokter spesialis anak. 

"Orang tua cemas, mengira anaknya menderita stunting. Tidak banyak yang menjelaskan stunting hanyalah salah satu dari berbagai penyebab perawakan pendek," ujar Prof. Madarina Julia melalui keterangannya belum lama ini.

Dia menjelaskan, menurut WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang mengalami asupan nutrisi yang buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat.

"Kita takut kepada stunting karena beberapa penelitian di beberapa negara menunjukkan stunting adalah suatu kondisi yang akan sangat mengganggu perkembangan anak, terutama perkembangan kognisi," ujarnya.

Bahkan, UNICEF mengatakan, stunting akan membuat seseorang mempunyai prestasi pendidikan yang lebih buruk, lebih cenderung putus sekolah atau tidak mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maupun penghasilan/ pendapatan yang lebih rendah sebagai seorang dewasa.  

"Stunting berkaitan dengan asupan nutrisi yang buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat, anak stunting tentu mempunyai riwayat gizi dan riwayat kesehatan yang kurang baik. Selain itu, anak stunting juga sangat mungkin mengalami gangguan perkembangan," kata Prof Madarina.

Dia menambahkan, untuk mendiagnosis stunting, selain tinggi badan yang pendek, anak stunting juga kurus dan mempunyai masalah perkembangan. Untuk dapat mendeteksi dini masalah ini, selain harus dipantau panjang atau tinggi badannya, setiap anak juga harus rutin ditimbang berat badannya, diukur lingkar kepalanya dan dinilai perkembangannya.  

Stunting harus dapat dideteksi dan mendapatkan penanganan dini sehingga perkembangan otak pada 1.000 hari pertama kehidupan tidak terganggu. 

Namun, lanjut Prof Madarina, kesalahan penanganan stunting, seperti memberikan tambahan susu atau makanan tinggi kalori kepada anak yang tidak memerlukan, bisa sangat merugikan. Anak akan menjadi individu obes yang berisiko mengalami diabetes mellitus dan berbagai penyakit tidak menular di kemudian hari. 

“Upaya pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala penting untuk diterapkan oleh semua orang tua. Kemajuan teknologi telah memungkinkan orang tua untuk bisa memantau tumbuh kembang anak melalui aplikasi tumbuh kembang," katanya.

"Deteksi dini stunting maupun perawakan pendek lainnya sangat penting. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, tumbuh kembang anak dapat kembali optimal,” ujarnya.

Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin mengatakan, Merck memiliki komitmen untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting. 

Sebagai salah satu program Public Private Partnership, dia bekerjasama dengan BKKBN untuk mengedukasi para Kader Bina Keluarga Balita (BKB), tenaga kesehatan, serta masyarakat khususnya orang tua mengenai deteksi dini stunting dan perbedaannya dengan gangguan pertumbuhan pada anak. Adapun deteksi dini dapat menangani defisiensi hormon pertumbuhan pada anak. 

"Kami memahami minimnya informasi terkait penyakit ini menjadi kebutuhan bagi masyarakat khususnya orangtua yang membutuhkan. Kami berharap melalui rangkaian program edukasi ini, para tenaga kesehatan, kader dan orang tua dapat lebih memahami tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak," kata Evie Yulin.

Dia menambahkan, pemantauan tumbuh kembang ini sebagai upaya untuk pencegahan stunting serta juga dapat lebih memahami dan mendeteksi gejala growth hormone deficiency (GHD) sedini mungkin sehingga dapat menentukan pengobatan ataupun terapi yang sesuai.

Perlu diketahui, stunting masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang dihadapi anak-anak Indonesia. Meskipun hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan angka stunting telah turun sebanyak 3,3 persen menjadi 24,4 persen dibandingkan dari data 2019 yang mencapai 27,7 persen, namun angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan WHO yaitu di bawah 20%.

Untuk itu, pencegahan stunting masih menjadi perhatian serius oleh pemerintah agar upaya untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia pada 2045 tidak terhambat.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut