Kulineran ke Toko Kue Tertua di Malang, Sudah Ada sejak Zaman Penjajahan
Dia menambahkan, bila sejak dahulu tokonya menjadi rekomendasi dan alternatif para penikmat kuliner klasik yang ada di Malang. Bahkan toko kue ini menjadi langganan orang Belanda, dan beberapa orang luar negeri.
Kini di era pandemi Covid-19, diakuinya omzet penjualannya menurun, namun tak signifikan. Beberapa pembeli yang datang merupakan langganan dan orang - orang yang penasaran dengan rasa kue kering dari toko kue tertua di Malang.
"Ada yang dari Belanda dan pribumi, wisatawan juga ada yang mampir dari luar negeri. Memang dari pandemi itu menurun, daya beli konsumen menurun. Tapi kami masih bisa bertahan. Kebanyakan yang ke sini sudah langganan," katanya.
Tak heran bila hampir setiap hari toko kue ini tak pernah sepi pembeli. Meski tak jarang masih tersisa, tetapi komposisi dan pembuatan dengan cara istimewa, serta resep turun temurun menjadikan kue ini bisa bertahan lama.
Eksistensi toko ini pun masih tetap ada, beberapa pelanggan masih tetap setia. Bahkan disebut Felicia, sapaan akrabnya, permintaan pesanan kue kering akan mengalami peningkatan jelang perayaan Natal seperti saat ini.
"Namun pada saat akan Natal atau Lebaran, itu kita buat hampir setiap hari. Untuk persiapan permintaan. Menjelang Natal dan Tahun Baru 2022 ini permintaan naik. Kenaikan cukup tinggi, kebanyakan orang untuk persiapan di rumah mereka. Kenaikannya kurang lebih bisa 50 persen dari hari biasa," katanya.
Sementara itu, seorang pembeli bernama Endah Kurniawati mengatakan, rasa kue kering dari toko ini berbeda dari biasanya. Bila biasanya kue kering ada yang terlalu manis dan terkesan kurang renyah saat disimpan lama, kue kering produksi Toko Madjoe ini berbeda.
"Rasanya tetap renyah dan awet, komposisinya juga membuat kue rasanya tidak membosankan. Terpenting ini toko kue legendaris yang membuat penasaran nyobain," tutur, perempuan warga Kedungkandang, Kota Malang ini.
Sementara itu pembeli lain Muhammad Ridho menuturkan, rasanya yang tak berubah dan merupakan toko kue tertua di Malang menjadikan daya tarik berbeda.
"Tentu yang berbeda ini sejarahnya karena toko kue tertua, tapi rasanya juga memang enak pantas bertahan sedemikian lamanya," kata Ridho.
Editor: Vien Dimyati