Luruskan Hoaks tentang MSG, P2MI Gelar Media Workshop
Sifatnya tidak menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan dengan batasan secukupnya. Bahkan, lembaga internasional seperti Food and Drug Administration (FDA) dan World Health Organisation (WHO) juga telah memverifikasi keamanan MSG.
“MSG mempunyai rasa, yaitu rasa umami yang merupakan rasa dasar kelima, selain asin, asam, manis dan pahit, karena MSG memiliki reseptor sendiri pada permukaan lidah dan aman dikonsumsi. Hoaks yang beredar di masyarakat mengenai micin adalah tidak benar," kata Prof Dede.
MSG atau micin memiliki acuan nilai asupan harian (ADI) sebagai not specified atau tidak dinyatakan, ini berarti MSG adalah bahan yang aman. Bahkan, lanjut Prof Dede, kadar natrium (Na) pada MSG lebih sedikit ketimbang garam dapur. MSG mengandung 12 persen Na, sedangkan garam dapur 39 persen.
"Artinya, kandungan Na di MSG lebih sedikit dibandingkan garam dapur sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi Natrium berlebih lebih tinggi pada garam dapur," tuturnya.
Sementara itu, Ketua P2MI Doddy S Widodo menjelaskan bahwa saat ini terdapat beberapa produk makanan yang mengklaim tanpa ada penambahan MSG, dan hanya mengandung jamur, yeast dan sebagainya. Namun begitu, secara ilmiah produk makanan tersebut, dinilai Doddy, juga mengandung MSG, bahkan dijual dengan harga yang lebih mahal dari produk MSG.
"Untuk itulah rekan media dapat memberikan informasi yang benar dan berimbang kepada masyarakat agar tidak tertipu," ucapnya.
Acara yang berlangsung hangat hari itu ditutup dengan buka puasa bersama antara media dan pengurus P2MI. Satria menuturkan melalui worksop ini, telah terungkap bahwa stigma negatif yang selama ini melekat pada micin adalah tidak benar.
"Bahkan nyatanya micin merupakan material yang juga bermanfaat. P2MI berharap, melalui kegiatan sore hari ini masyarakat dan terinformasikan mengenai amannya mengkonsumsi MSG dan tidak lagi khawatir dalam menambahkan micin pada masakan," katanya.
Editor: Rizqa Leony Putri