Mengurangi Makan Tidak Bisa Cegah Obesitas, Ternyata Harus Didukung dengan Ini
JAKARTA, iNews.id - Jumlah penderita obesitas di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup mengkhawatirkan. Diperlukan perhatian khusus untuk mengatasi obesitas di Indonesia.
Bahkan, menurut Kementerian Kesehatan, satu dari tiga orang dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan satu dari lima anak berusia 5 hingga 12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.
Meskipun menimbulkan masalah kesehatan dan dampak ekonomi yang serius dalam sistem perawatan kesehatan, obesitas belum mendapat perhatian serius seperti gangguan kesehatan lain.
Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr. Dicky Levenus Tahapary mengatakan, obesitas di Indonesia meningkat dengan angka kenaikan yang mengkhawatirkan.
"Kita benar-benar harus memerhatikan kecenderungan peningkatan obesitas ini," kata dr. Dicky Levenus Tahapary, melalui keterangan virtualnya belum lama ini.
Dr Dicky menambahkan, obesitas telah menjadi epidemi global. Stigma obesitas juga memberikan tantangan tersendiri dalam penanganan obesitas. Stigma terhadap berat badan mencakup perilaku dan sikap negatif yang ditujukan terhadap seseorang terkait dengan bobot tubuhnya.
"Stigma ini berbahaya dan kita harus memahami, obesitas merupakan suatu penyakit dan tidak dapat ditangani hanya dengan mengurangi asupan makanan dan lebih banyak beraktivitas fisik," ujarnya.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kelebihan berat badan dan obesitas sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.
Praktisi kesehatan menggunakan BMI (body mass index atau indeks masa tubuh (IMT)) sebagai metode skrining, dan diagnosis klinis obesitas didasarkan pada kelebihan lemak tubuh abnormal yang mengganggu kesehatan.