Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Situasi Terkini Area Kuliner di Kalibata usai Dibakar Buntut 2 Matel Tewas Dikeroyok
Advertisement . Scroll to see content

Nikmati 7 Makanan Ini, di Masa Depan Kopi dan Pisang Akan Langka

Kamis, 22 Februari 2018 - 18:18:00 WIB
Nikmati 7 Makanan Ini, di Masa Depan Kopi dan Pisang Akan Langka
Kopi di masa depan akan langka (Foto: Circlekopioke)
Advertisement . Scroll to see content

Stone fruits

Pada 2016, wilayah timur laut di sekitar New Jersey, New York, Connecticut, Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island, dan Vermont, sedang mengalami masa yang tidak normal di tengah musim dingin. Cuaca yang tidak normal itu membuat berbagai pohon buah-buahan menjadi berbunga sebelum waktunya. Namun, saat terjadi dua pembekuan berikutnya, sebagian besar panennya hancur. Sebut saja seperti buah persik, nektarin, aprikot, plum, dan ceri. Ini adalah beberapa jenis stone fruits yang terpolusi oleh suhu buruk. Para petani memperkirakan kerusakan tanaman serupa di masa depan akan semakin tinggi.

Sirup maple

Olesi pancake lezat Anda dengan sirup maple selagi masih ada. Karena pohon gula maple sebagai bahan pembuat sirup ini mengalami titik penurunan. Produksi sirup maple mengalami dampak akibat cuaca buruk. Getah pohon tersebut hanya bisa mengalir saat suhu naik di atas titik beku pada siang hari dan kemudian keluar begitu malam tiba. Pergeseran suhu sangat penting. Tekanan memaksa getah keluar dari pohon. Namun, perubahan iklim tidak dapat diprediksi. "Perubahan iklim pasti akan terjadi, dan sudah memengaruhi industri pembuatan sirup maple," kata Timothy Perkins, Ph.D., Direktur Pusat Penelitian Proctor Maple, kepada Maple Source.

Kopi

Kafein adalah obat psikoaktif yang paling populer di dunia. Banyak dari masyarakat dunia memilih untuk menyerapnya melalui secangkir kopi di pagi hari. Namun, sebuah penelitian pada 2017 yang diterbitkan Prosiding National Academy of Sciences menunjukkan, perubahan iklim mengancam kedua area tanaman kopi untuk tumbuh. Sebesar 20-25 persen pertumbuhan biji kopi terbantu oleh lebah. Komunitas ekologi terbentuk antara tanaman kopi dan penyerbuk, seperti lebah, keduanya bersifat tidak terpisahkan. Ketika lebah menyerbuki tanaman kopi, mereka tidak hanya memperlebar hasil panen, tapi juga meningkatkan kualitas biji kopi. Sayangnya, kenaikan suhu dan cuaca yang tidak dapat diprediksi telah mengusir lebah dan penyerbukan kopi mengalami penurunan. Dengan terjadinya hal ini, akibatnya 88 persen area tanaman kopi di Amerika Latin akan berkurang pada 2050.

Chickpeas

LA Times telah menemukan sebuah grafik mengejutkan. Cuaca buruk yang terjadi hingga kini mengakibatkan kekeringan. Banyak berbagai jenis tanaman membutuhkan air. Menurut mereka, dibutuhkan sekitar 608,6 galon air untuk menghasilkan delapan ons Chickpeas. Tidak mengherankan jika dampak kekeringan yang terjadi di seluruh dunia telah mengurangi produksi kacang ini sebesar 40 sampai 50 persen.

Pisang

Di berbagai dunia, meningkatnya emisi gas rumah kaca, pola cuaca dan suhu yang tidak menentu memengaruhi produksi pertanian. Pisang mengandalkan cuaca moderat untuk mengalami kematangan. Kemudian, dibutuhkan air agar konsisten untuk berkembang. Petani sudah dipaksa untuk berinvestasi pada sistem irigasi yang mahal agar pisang mereka matang. Ini bertujuan untuk menghadapi cuaca yang dapat menghentikan produksi pisang yang signifikan. Belum lagi penyakit dari "Tropical Race 4," atau jamur tanah yang mengancam keberadaan pohon pisang yang paling populer di dunia, pisang Cavendish. Penyakit ini mengancam keberadaan perkebunan pisang di seluruh dunia.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut