Peserta MasterChef Dapat Challenge Estafet, Galeri Memanas hingga Chef Juna Marah

Baca Juga

Top 14 MasterChef Indonesia Dapat Challenge Mistery Box, Mampukah Peserta Melewati?

Galeri MasterChef Memanas 

Tantangan estafet ini membuat galeri MasterChef Indonesia memanas. Salah satu yang menjadi sorotan adalah tim biru yang digawangi oleh Palitho yang memutuskan memasak rawon. Kekacauan paling terlihat di kelompok yang beranggotakan Ray, Shearen dan juga Devy.

Baca Juga

Seorang Peserta MasterChef Indonesia Bikin Nasi Lemak dan Kari Kambing, Chef Arnold Protes: Kamu Gak Tau Diri

Masalahnya adalah ketika Palitho sebagai peserta kloter awal menentukan memasak rawon, dia ternyata melupakan beberapa hal penting seperti kecambah. Hal itu pun sempat menjadi sorotan Ray yang melanjutkan peserta asal Malang itu.

"Aduh Palitho rawonnya kok gak dikasih kecambah ya, bodoh bodoh," ujar Ray mengumpat.

Sudah begitu, peserta selanjutnya yakni Shearen pun ternyata sama sekali tidak pernah memasak rawon. Hal itu semakin menambah kekacauan pada tim biru.

“Aduh palitho kok masak rawon sih, jujur aku sering makan rawon sih tapi belum pernah sama sekali,” kata Shearen panik. 

Sebagai orang yang mendapatkan kloter terakhir pun, Devy tampak murka karena kebetulan dia memahami menu rawon. Akhirnya sebagai orang yang bertanggung jawab untuk finishing dan plating, dia pun menyulap menu tersebut menjadi soto daging. 

Meskipun begitu, juri tentu tidak bisa dibohongi. Saat baru mempresentasikan hidangannya, Chef Arnold langsung notice hal yang sangat ganjal pada menu hidangan rawon.

"Buset gak ada jeruk gak ada taoge, opo iki?," kata koki asal Surabaya itu.

Benar saja saat penjurian oleh para juri yang lain pun, hidangan rawon yang berubah menjadi soto daging dadakan itu mendapatkan banyak sekali komentar negatif. 

"Rawon its too salty, oily, nasinya dry," kata  Chef Juna marah.

"Menurut aku sih tim Palitho udah kekurangan bahan, salah eksekusi, jadi ya udah salah,” timpal Valerie peserta yang berhasil memenangkan challenge pertama.

Editor: Vien Dimyati