1. Ajakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk Mendampingi Entrepreneur Muda
Secara singkat, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendapat dorongan untuk membantu dan memberikan panduan kepada pengusaha muda demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini dilakukan karena pertumbuhan jumlah pengusaha di Indonesia masih rendah, jauh di bawah standar yang diharapkan.
HIPMI berusaha untuk berkolaborasi dengan pengusaha muda dalam memberikan bimbingan dan pengembangan serta menciptakan pusat kreatif dan jejaring. Selain itu, mereka juga menciptakan program di pondok pesantren dan bekerjasama dengan inisiatif provinsi untuk menggerakkan ekonomi, dengan tujuan meningkatkan jumlah pengusaha muda dan menciptakan kemandirian ekonomi.
Semua upaya ini didukung oleh harapan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui hilirisasi dan digitalisasi. Ganjar menyebutkan bahwa berdasarkan data yang dia terima, Indonesia masih kekurangan jumlah pengusaha.
Saat ini, pertumbuhan jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai empat persen. Sebagai perbandingan, untuk dianggap memiliki ekonomi yang kuat, sebuah negara seharusnya memiliki setidaknya 14 persen jumlah pengusaha.
Bahkan, dalam kategori ASEAN, Indonesia berada di peringkat kelima di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
2. Kerja Sama Pengusaha Muda Optimalkan Program Ekonomi Pesantren (Ekotren) untuk Melahirkan Entrepreneur Muda
Ganjar mengungkapkan bahwa Wakil Gubernur tengah mempersiapkan program Ekotren untuk mengembangkan ekonomi di pondok pesantren. Dia mengharapkan agar kolaborasi antara pesantren dan HIPMI dapat memberikan banyak pelajaran yang berguna.
Ganjar juga menekankan pentingnya program Ekotren dalam memberdayakan santri untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan agar pesantren dapat mengikuti perkembangan zaman.
Pada saat masih menjabat menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menghadiri sebuah acara Halal bi Halal yang diadakan bersama Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Jawa Tengah di Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang pada hari Selasa bulan Maret (30/5/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Ganjar mendorong HIPMI untuk berperan aktif dalam mendukung program Ekonomi Pesantren atau Ekotren yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Yasin, dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Selain itu, Ganjar berharap bahwa HIPMI bersama pemerintah akan terus bekerjasama dalam memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pengusaha muda. Ganjar menyatakan keprihatinannya karena saat ini hanya ada sekitar 4 persen pengusaha muda, sementara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi diperlukan setidaknya 14 persen pengusaha muda.
Ganjar menggarisbawahi bahwa peningkatan jumlah pengusaha muda ini juga penting untuk mencapai kemandirian ekonomi, terutama di tingkat daerah. Dia berharap bahwa HIPMI, dengan struktur organisasinya, dapat menjadi platform bagi generasi muda yang ingin menjadi pengusaha.
3. Peresmian Hetero Space
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meresmikan Hetero Space di Kabupaten Banyumas, yang menjadi co-working space ketiga setelah Semarang dan Solo. Hetero Space di Banyumas memiliki fasilitas yang luas, termasuk ruang acara dalam dan luar gedung, ruang co-working, ruang pertemuan, ruang pribadi, serta berbagai fasilitas lainnya.
Tujuan Hetero Space adalah memberikan tempat bagi anak-anak kreatif dan inovatif untuk mengembangkan usaha dan berkolaborasi. Ganjar juga menyebutkan bahwa ruang ini bukan hanya untuk masyarakat Jawa Tengah, tetapi terbuka untuk seluruh Indonesia, bahkan mungkin juga bagi pihak dari luar negeri.
Ganjar berharap bahwa Hetero Space akan mendorong kolaborasi yang lebih besar di antara berbagai wilayah. Dengan sarana dan prasarana yang ada, para startup bisa memanfaatkan secara optimal. Mulai dari workshop hingga pameran.
“Bahkan di sini bisa menginap, tadi dikelola ada kamar yang di atas bisa dibuat menginap. Kalau mereka butuh waktu beberapa kali, membutuhkan untuk bisa latihan di sini. Tentu saja internalisasinya bagus dan sejarahnya Bung Karno pernah tidur di sini, kamar ini. Itu bisa jadi cerita yang berbeda,” terangnya.
Ruang kolaborasi yang diinisasi Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut tidak sebatas bagi masyarakat Jawa Tengah, melainkan seluruh Indonesia.
“Oh bebas, siapa pun boleh menggunakan ini. Sehingga ada kolaborasi antarkabupaten, antarprovinsi, bahkan mungkin ada yang dari luar negeri kita persilakan,” kata dia.