Menurut dia, ketiga pelatihan tersebut sudah dilakukan sejak Kawasan IMIP beroperasi. Namun yang paling efektif yaitu pelatihan Kanca (OJT) yaitu training yang dibimbing langsung oleh supervisor maupun manajer pada departemen kerja terkait.
Setelah training selesai, karyawan akan langsung terjun ke dalam lingkungan kerja dengan mempraktikkan pengetahuan dan kemampuan yang telah didapat dalam pelatihan.Mendatu menambahkan, pengembangan pendidikan bagi pekerja juga sudah mulai dilakukan, seperti memberikan beasiswa untuk tingkat lanjut kepada karyawan dan calon karyawan.
Salah satu perguruan tinggi yang menjadi tujuan dari beasiswa yang telah diberikan, yaitu mengikuti pendidikan metalurgi terbaik dunia di China.Tahun ini, kata dia, terdapat 53 mahasiswa Indonesia atau calon karyawan untuk kuliah S2 Jurusan Metalurgi di China yang dibiayai oleh perusahaan yang ada di dalam Kawasan Industri IMIP.
“Yakni PT QMB dan PT Huayue Nickel Cobalt (HYNC). Ada juga 293 karyawan diberangkat mengikuti pendidikan program studi di Politeknik ATI Makassar, dan 10 orang di diploma Politeknik Negeri Bandung,” ujarnya.
IMIP merupakan perusahaan patungan antara Bintang Delapan Group, Sulawesi Mining Investmen (SMI) dan Shanghai Decent Investment (anak usaha Tsingshan Holding Group). Tsingshan, korporasi raksasa penguasan nikel asal Negeri Tiongkok memegang saham mayoritas yakni mencapai 49,7 persen disusul Bintang Delapan (25,3 persen) dan SMI (25 persen).