“Yang pasti semua tahapan yang kita lakukan akan membuat masing-masing BUMN punya spesifikasi dan spesialisasi, apa tujuanya? Supaya jangan lagi adu-adu tender habis-habisan mereka tuh, ini banting-banting harga yang buat mereka rugi, ini juga yang buat industri konstruksi gak sehat,” kata dia.
Arya tak menafikan bahwa sejumlah BUMN karya kerap 'adu banteng' untuk memperebutkan lelang atau tender proyek dari pemerintah. Bahkan, sesama perseroan saling ‘banting harga' untuk memenangkan tender proyek.
Kondisi ini membuat geram Kementerian BUMN selaku pemegang saham. Pasalnya, hal tersebut justru merugikan perusahaan karena tidak dapat mengukur margin secara maksimal.
Menurutnya, sifat rebutan proyek perseroan di bidang infrastruktur harus dihentikan, salah satunya dengan meleburkan menjadi anak dan induk usaha.
“Tapi yang pasti dengan begitu, ini kuncinya lho, dengan begitu makanya tender-tender di PU atau di pemerintahan akan lebih sehatkan, ini gak antar BUMN saling saingan, banting-banting harga, banding-banding harga, ya membuat mereka akhirnya gak bisa dapat margin bagus, dipaksakan juga kadang-kadang,” ucapnya.