JAKARTA, iNews.id - Ekonomi digital yang berkembang pesat di Asia Tenggara terus memunculkan unicorn alias startup dengan valuasi minimal 1 miliar dolar AS. Di kawasan ini, setidaknya sudah ada 11 startup berstatus unicorn.
Perusahaan unicorn, bahkan decacorn dengan valuasi minimal 10 miliar dolar AS seperti Gojek dan Grab selama ini mendominasi pendanaan investor. Sepanjang 2015-2019, sebanyak 37 miliar dolar AS atau lebih dari Rp500 triliun dana segar sebagian besar lari ke unicorn dan decacorn.
Meski begitu, riset terbaru Google yang dikutip Minggu (6/10/2019) menunjukkan ada sekitar 70 startup di Asia Tenggara yang memiliki valuasi antara 100 juta hingga 1 miliar dolar AS. Google menyebut, startup-startup ini sebagai aspiring unicorn (calon unicorn).
Sepanjang paruh pertama 2019, investasi kepada 70 startup ini mencapai 1,1 miliar dolar AS. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 900 juta dolar AS.
Berikut 15 startup yang berpeluang besar menjadi unicorn:
1. Akulaku
Asal: Indonesia
Profil: fintech pinjaman ritel
Investor: Ant Financial, Sequoia Capital India, dsb
2. Carousell
Asal: Singapura
Profil: e-commerce fesyen
Investor: OLX Group, Rakuten Capital, DBS Bank
3. Carro
Asal: Singapura
Profil: e-commerce otomotif
Investor: Softbank, Alpha JCW Ventures, dsb
4. Iflix
Asal: Malaysia
Profil: penyedia film dan video streaming
Investor: MNC Group, EMC, dsb
5. Ninja Van
Asal: Singapura
Profil: e-commerce, logistik, dll
Investor: Grab, DPD Group, Abraaj Group, dsb