JAKARTA, iNews.id - Kinerja keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tertekan akibat pandemi Covid-19. Posisi kas BUMN jasa angkutan kereta itu diprediksi minus Rp3,4 triliun pada akhir tahun.
Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo mengatakan, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan social distancing berdampak besar terhadap bisnis KAI. Pendapatan perseroan anjlok sejak Februari.
Didiek merinci, pada Januari 2020, KAI meraup pendapatan Rp2,3 triliun. Namun bulan berikutnya, pendapatan KAI anjlok menjadi Rp1,2 triliun.
Pada Maret, situasinya makin parah dengan pendapatan Rp890 miliar. Kemudian pada April, pendapatan KAI Rp684 miliar. Dengan kata lain, tren pendapatan KAI sejak Februari terus menukik tajam.
Di sisi lain, kata Didiek, KAI harus mengeluarkan biaya operasional yang cukup tinggi karena keterisian penumpang yang rendah. Pada Januari, biaya operasional Rp1,7 triliun, Februari Rp749 miliar, Maret Rp1,4 triliun, dan April Rp1,2 triliun.