"Jadi waktu kami beli (PTFI) memang 2 tahun akan kosong penerimaan. Jadi akan balik (level produksi) di 2021. Level produksi di 2021 akan sama ekspektasinya seperti 2018, jadi harga tembaganya di 2018, kami ekspektasi dapat dividen 2021 itu 350 juta dolar AS dan akan meningkat bertahap dan ekspektasi akan menerima minimal 1 miliar dolar AS di 2023 dan seterusnya," di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/6/2020)
Dividen PTFI bersama dengan dividen-dividen dari tiga anak usaha lain akan memperkuat kas Inalum. Saat ini, Inalum memiliki saham pada empat anak usaha yaitu Bukit Asam, Antam, PT Timah, dan PTFI.
Jawaban Orias tak membuat Nasir puas. Nasir mengaku pusing dengan penjelasan Orias. Nasir tak sepakat dengan keputusan Inalum me-refinancing utang karena sama saja menggadaikan BUMN.
Orias menjawab, refinancing diperlukan karena Inalum butuh tambahan modal dan mengurangi beban karena suku bunga utang baru lebih rendah 0,7 persen daripada utang lama. Orias menepis kalau utang sama dengan menggadaikan BUMN karena penerbitan surat utang Inalum selama ini tak butuh jaminan.
"Jadi Pak, pinjaman yang 4 miliar dolar AS dan 2,5 miliar dolar AS enggak ada collateral-nya. Clean. Ini kami terbitkan global bond, ada 300 institusi yang partisipasi, seluruh dunia, karena ini di pasar modal, pembelinya bergerak setiap hari. Tapi yang pasti enggak ada collateral," tuturnya.