Dia mengatakan pertumbuhan industri TPT tersebut hanya bertahan di angka -2 persen sepanjang tahun 2023.
"Banjirnya impor ini mengakibatkan pasar domestik dipenuhi barang impor murah sehingga produk dalam negeri tidak bisa bersaing dan mengakibatkan turunnya produksi hingga utilisasi hanya sekitar 45 persen, imbasnya kemudian adalah PHK," kata dia.
Dia pun mengatakan situasi industri TPT lokal yang terjadi saat ini adalah penutupan pabrik hingga berujung bisnis terpaksa gulung tikar.
"Saat ini trend nya bukan lagi PHK tetapi menutup pabrik, karena perusahaan jalan saat ini dgn sisa karyawan, jadi PHK sekaligus tutup pabrik," ujarnya.
Lebih lanjut, Gita mengungkapkan tren gulung tikar bisnis industri TPT ini akan terus berlangsung selama pemerintah masih mempertahankan kebijakan yang pro importir.
"Kondisi ini akan terus berlangsung sampai ada kebijakan perbaikan pasar dari pemerintah, sepanjang pemerintah masih pro terhadap para importir pedagang, tren tutup pabrik ini akan terus terjadi," tuturnya.