Meskipun pada awal-awal masa menjalani bisnis tersebut mendapatkan penolakan, dirinya tidak gentar hingga akhirnya usahanya perlahan tumbuh. Setidaknya, saat ini setiap minggu pihaknya membutuhkan minimal 3-5 truk bahan kain perca yang diambil dari pabrik konveksi di Bandung, Sukabumi hingga Jepara.
"Satu truk antata 3,5 ton muatan 1 meter dari atas bak truk jadi keset 4.000 sampai 5.500 satu truk. Per minggu kita 15.000 keset lain-lain kain untuk menyuplai perajin atau pengepul keset yang lain itu kainnya dari kita, gombale mukio itu," ucapnya.
Adapun dirinya saat ini memberdayakan sekitar 500-700 pekerja yang mana merupakan ibu rumah tangga di wilayahnya. Namun, dia tidak memiliki target khusus untuk produksi keset dari para pekerjanya pada setiap minggunya.
"Tidak ada patokan harus setiap minggu dapat sekian, tidak. Pokoknya memang betul-betul niat dikerjakan, dibawa pulang nanti buat grup misalkan ada lima orang nanti saya siap antar jemput barang, jadi antar barang yang jadi saya bawa pulang. cuma cukup modal cetakan saja, misalnya yang bisa jahit bisa buat keset jahit, yang tidak bisa jahit membuat keset mutiara mutiara atau keset sumbu," tuturnya.
Adapun omzet bulanan dari penjualan keset yang didapatkan Romi bisa menyentuh angka Rp300 juta. Adapun saat dirinya mengambil keset dari para pekerja dirinya kerap kali meminta doa agar dagangannya lancar terus menerus.
"Omzet usaha keset saya per minggu 15.000 keset dikali Rp5.000 antara Rp75 juta per minggu. Gandengnya, saya tidak ada sekat antara bos dan anak buah. Jadi, dengan doa-doa mereka semoga kerajinan saya, usaha kita bisa berjalan terus, mereka bisa membuat kerjainan keset terus dan menghasilkan uang buat keluarga," ucapnya.