Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menuturkan, kerja sama dengan ProFactor Pharma akan semakin memaksimalkan inovasi dan kinerja perseroan. Ini terutama terkait visi dan misi untuk menghasilkan produk life sciences berkualitas standar internasional dan terjangkau bagi masyarakat di berbagai belahan dunia.
"Kerja sama Bio Farma dan Profactor Pharma adalah dalam bentuk Co-development/pengembangan bersama serta transfer teknologi Recombinant Factor VIII yang dikembangkan oleh expert-expert ProFactor Pharma dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, dalam proses produk biologi dimulai dari proses hulu (upstream) hingga proses hilir (downstream)," tuturnya.
Dalam kerja sama ini, Bio Farma mendapatkan milestone lisensi produksi dan penjualan eksklusif produk Recombinant Factor VIII untuk pengobatan hemofilia A di ASEAN 6 dan India. Menurut Honesti, hal tersebut akan sangat bermanfaat secara nasional maupun global.
Sementara Direktur Profactor David Brown menyatakan, kerja sama ini akan meningkatkan pelayanan kepada publik, khususnya pasien hemofilia yang 75 persen terdiagnosa belum memperoleh pengobatan karena tingginya harga produk.
"Teknologi rekombinan ini membuat proses pembuatan blood product (Recombinant Factor VIII) akan menjadi lebih cepat dengan harga terjangkau," ucapnya.
Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah herediter terbanyak di dunia saat ini. Ada 2 jenis hemofilia, yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A terjadi akibat mutasi gen faktor VIII dan menyebabkan defisiensi faktor VIII.
Insiden hemofilia A adalah 1:5.000–10.000 (secara global) dari kelahiran bayi lelaki. Sebanyak 80 persen dari seluruh kasus adalah hemophilia A, sedangkan sisanya adalah hemofilia B (defisiensi faktor IX).