"Dalam rencana ke depan, kami menyusun pengalihan bisnis kepada pihak ketiga, sebagai bagian dari perluasan model kemitraan yang diusulkan untuk menyelamatkan penjualan," kata CEO Gap, Mark Breitbard dikutip dari BBC, Minggu (25/10/2020).
Juru bicara Gap mengatakan, perusahaan juga berniat mengoperasikan bisnis e-commerce di Eropa. Sebelum pandemi corona, Gap telah kehilangan banyak pembeli terutama kalangan muda, di tengah semakin maraknya merek fashion yang lebih murah seperti Zara, H&M, dan Forever 21.
Sebelumnya, pada awal 2020 Gap telah berencana untuk menutup lebih dari 225 toko dan sebagian operasi anak usahanya Banana Republic yang terus merugi. Selama penutupan toko sementara akibat lockdown, perusahaan berupaya menyiasati perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih berbelanja online.