KARAWANG, iNews.id - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, jumlah serapan gabah perusahaan mencapai 1.050.000 ton atau 535.000 ton setara beras. Angka serapan ini tercatat hingga 19 Mei 2024.
Namun, angka serapan gabah sedikit menurun dibandingkan dengan pengadaan 2023 atau lebih tinggi dibandingkan 2022. Menurutnya, fluktuatif jumlah pedagang gabah/beras disebabkan oleh kondisi musim tanam padi (MT).
“Saya sampaikan total pengadaan Bulog per tanggal 19 (Mei) itu sudah mencapai 535.000 ton setara beras atau kurang lebih 1,050.000 ton setara gabah,” ujar Bayu saat ditemui di Sentra Penggilingan Padi (SPP), Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024).
“Ini lebih banyak dibandingkan 2022, tapi lebih sedikit dibandingkan dengan 2023. Kondisi ini tentu menjadi perhatian kita semua karena sebagaimana kita ketahui MT1 itu adalah musim panen terbesar, jadi untuk MT2 biasanya kita mendapatkan jauh lebih kecil daripada MT1,” tuturnya.
MT biasanya dapat dilakukan hingga periode waktu ke-3, yakni MT1 atau musim hujan, MT2 atau musim gadu dan MT3 atau musim kering. Oleh karena itu, MT berkaitan dengan pola tanam.
Adapun, sebagian besar petani hanya dapat melakukan penanaman hingga pada MT2 saja, hal ini disebabkan keberadaan iklim dan kondisi ladang yang bergantung dengan curah hujan.
Senada, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi meminta agar Bulog memperkuat serapan gabah di tingkat petani, permintaan ini sejalan dengan masa panen raya yang masih berlangsung termasuk di Karawang.