Menurutnya, serapan gabah sekaligus menjaga harga beras di petani agar tak anjlok.
"Di masa panen raya seperti ini, Bulog agar terus memperkuat perannya sebagai offtaker hasil panen petani. Kita jaga harga di tingkat petani supaya tidak jatuh. Tidak ada alasan Bulog tidak serap karena kita punya dryer, keringkan lalu simpan dalam bentuk GKG (Gabah Kering Giling)," ucap Arief.
Untuk mengoptimalkan serapan gabah, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan fleksibilitas harga pembelian pemerintah (HPP) yang memungkinkan Bulog menyerap gabah dan menjaga harga di tingkat petani.
Kebijakan fleksibilitas ini ada sejak awal April hingga 30 Juni 2024 ditujukan untuk mendorong peningkatan serapan Bulog pada periode panen raya.
Adapun, kebijakan fleksibilitas HPP gabah atau beras yang diterapkan diantaranya, Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp6.000 per kilogram (Kg), Gabah Kering Giling (GKG) Rp7.400 per kg.
Sementara, HPP beras dengan derajat sosoh minimal 95 persen, kadar air 14 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan butir menir maksimal 2 persen Rp11.000 per kg. Ini berlaku sampai akhir Juni mendatang.
"Kita jalankan perintah Bapak Presiden agar stok cadangan pangan pemerintah (CPP) terus diperkuat, terutama dari hasil produksi dalam negeri. Untuk itu, silo terus dipenuhi dengan stok GKG, baik yang dikeringkan Bulog sendiri maupun yang dikeringkan petani,” katanya.