Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (Foto: dok iNews)
Michelle Natalia

JAKARTA, iNew.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyoroti dana keluar atau capital outflow yang meningkat memasuki triwulan III 2022, terutama sepanjang Juli 2022. 

Menurut dia, meski indikator perekonomian Indonesia tetap stabil dan menunjukkan sinyal positif, peningkatan capital outflow dalam sebulan terakhir patut dicermati. 

"Dari investasi portofolio di triwulan II 2022 tercatat nett inflow sebesar 0,2 miliar dolar AS. Meskipun demikian, memasuki triwulan III-2022, yaitu hingga 28 Juli, investasi portofolio mencapai nett outflow sebesar 2,05 miliar dolar AS," kata Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala III KSSK 2022 secara virtual di Jakarta, Senin(1/8/2022).

Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, dan penguatan dolar AS yang memicu investor ke luar dari emerging market. 

Terkait dengan itu, lanjutnya, pemerintah dan Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dalam menjaga kestabilan makro ekonomi. Menkeu bahkan optimistis perbaikan perekonomian domestik pada triwulan II-2022 diproyeksikan masih akan terus berlanjut. 

Hal ini terutama dari perekonomian dalam negeri Indonesia, yang ditopang oleh meningkatnya konsumsi dan investasi serta kinerja ekspor. Berbagai indikator dini pada Juni tahun 2022 juga tercatat tetap baik. 

"Misalnya Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh 15,4 persen year-on-year(yoy), kinerja sektor manufaktur juga tetap positif tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) yang masih ekspansif, dan bahkan mengalami penguatan pada bulan Juli dari 50,2 di bulan Juni menjadi 51,3," ungkap Sri Mulyani.

Konsumsi listrik, terutama untuk industri maupun bisnis juga tumbuh positif dan kuat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat pada level 128,2 dari posisi Maret yang waktu itu hanya di 111,0. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki optimisme terhadap prospek pemulihan ekonomi.

"Dari sisi kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI), masih diperkirakan tetap kuat di tengah tekanan terjadinya arus modal keluar (outflow). Transaksi berjalan pada triwulan II 2022 diproyeksikan mencatat surplus dan lebih tinggi dibandingkan capaian surplus pada triwulan I 2022," ujar Sri Mulyani.

Hal ini terutama didukung oleh kenaikan surplus di neraca perdagangan, terutama akibat tingginya harga komoditas global yang merupakan barang-barang ekspor Indonesia. 

Pada bulan Juni 2022, surplus neraca perdagangan tercatat mencapai 5,09 miliar dolar AS. Kalau dilihat selama satu triwulan, yaitu triwulan II 2022, NPI surplus mencapai 15,55 miliar dolar AS. 

Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan tetap terjaga dan itu didukung oleh aliran modal masuk ke Indonesia dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI). 



Editor : Jeanny Aipassa

BERITA TERKAIT