Sebagai bagian dari perbaikan keamanan senilai 1,5 miliar dolar AS yang dikenal sebagai Project Texas, TikTok bulan lalu mulai menghapus data pengguna AS dari server miliknya yang berbasis di Singapura dan Virginia. Proses penghapusan diperkirakan selesai akhir tahun ini.
Data TikTok baru yang dibuat oleh pengguna AS sudah disimpan di server berbasis cloud yang dioperasikan oleh raksasa teknologi AS Oracle. sementara anak perusahaan TikTok yang baru dibentuk, US Data Security (USDS) akan bertanggung jawab penuh untuk menangani informasi pribadi masyarakat Amerika di masa mendatang. USDS sudah memiliki hampir 1.500 karyawan penuh waktu dan perusahaan berencana mempekerjakan lebih banyak lagi.
"Komitmen kami di bawah Project Texas adalah agar data semua orang Amerika disimpan di Amerika, dihosting oleh perusahaan berkantor pusat Amerika, dengan akses ke data yang dikendalikan oleh personel USDS," ujar Chew.
"Di bawah struktur ini, ada tidak ada cara bagi pemerintah China untuk mengaksesnya atau memaksa akses ke sana," imbuhnya.
Meski mungkin ada beberapa karyawan di luar USDS yang dapat mengakses data karena alasan hukum dan kepatuhan, menurut kesaksian Chew, akses tersebut harus disetujui secara khusus oleh USDS.
"Tidak ada karyawan Beijing Douyin Information Service Co., Ltd. yang memiliki akses ke basis data apa pun yang berisi data pengguna AS yang dilindungi," tuturnya.
Dia juga memberi tahu anggota parlemen bahwa kriteria perekrutan untuk karyawan USDS akan jelas dan memperkirakan kebijakan akses data tunduk pada audit pihak ketiga.
Sementara itu, pejabat AS mengancam akan melarang TikTok kecuali pemiliknya di China melepaskan saham mereka. Namun, kata Chew, memaksa divestasi tidak harus mengarah pada pembuatan kontrol akses data yang menurut TikTok akan menyelesaikan masalah keamanan nasional yang mendasarinya.
"Larangan hanya tepat jika tidak ada alternatif. Tapi kami punya alternatif," ucap Chew.
Chew mengatakan, TikTok mendukung untuk membuat undang-undang privasi data nasional yang memengaruhi semua bisnis AS, serta pembaruan potensial untuk undang-undang privasi khusus anak yang dikenal sebagai COPPA, atau Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak. Kesaksian tertulisnya juga menguraikan langkah TikTok untuk menjaga keamanan pengguna dengan moderasi konten.