Argentina menerima paling banyak pinjaman dengan nilai 111,8 miliar dolar AS, diikuti Pakistan 48,5 miliar dolar AS, dan Mesir 15,6 miliar dolar AS. Sembilan negara lainnya menerima kurang dari 1 miliar dolar AS.
Sementara, jalur pertukaran People's Bank of China (PBOC) menyumbang 170 miliar dolar AS dari pembiayaan, termasuk di Suriname, Sri Lanka, dan Mesir. Pinjaman atau dukungan neraca pembayaran oleh bank dan perusahaan milik negara China mencapai 70 miliar dolar AS. Perputaran kedua jenis pinjaman tersebut sebesar 140 miliar dolar AS.
Pinjaman bailout, terutama yang terkonsentrasi di negara-negara berpenghasilan menengah yang merupakan empat perlima dari pinjamannya. Sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah ditawarkan masa tenggang dan perpanjangan jatuh tempo, menurut laporan tersebut.
Saat ini, China tengah menegosiasikan restrukturisasi utang dengan negara-negara termasuk Zambia, Ghana, dan Sri Lanka, yang juga mendapat kritikan karena menunda proses tersebut.