China menyadari kesulitan ekonomi dan telah mengambil beberapa langkah baru-baru ini untuk memberikan bantuan. Bank Rakyat China pada Minggu (15/5/2022) telah mengumumkan akan memotong tingkat hipotek untuk pembeli rumah pertama kali, dalam sebuah langkah untuk mengangkat pasar properti yang sedang sakit.
Secara terpisah, pemerintah Shanghai mengatakan, kota itu akan secara bertahap membuka toko, restoran, dan salon mulai hari ini. Hal tersebut melegakan bagi 25 juta penduduknya.
Pemerintah juga baru-baru ini berjanji untuk menopang perekonomian melalui lebih banyak belanja infrastruktur dan menargetkan pelonggaran moneter untuk mendukung usaha kecil.
Tetapi, menurut ekonom di Oxford Economics Tommy Wu, risiko terhadap prospek cenderung ke bawah, karena efektivitas stimulus kebijakan akan sangat bergantung pada skala wabah dan lockdown Covid di masa depan.
"Kami memperkirakan PDB tumbuh 4 persen tahun ini, dengan kontraksi triwulanan pada kuartal II sebelum kembali ke pertumbuhan di paruh kedua," ujarnya.