Kekayaan bersih: 5 miliar dolar AS atau Rp74,19 triliun
Kim Beom-su adalah pendiri Kakao, aplikasi perpesanan terbesar Korea Selatan, yang dipasang di 90 persen ponsel pintar negara tersebut. Dia mengundurkan diri sebagai ketua dan meninggalkan dewan pada Maret 2022.
Kakao mengakuisisi mesin pencari Nomor 2 di negara itu, Daum dalam semua transaksi saham senilai 3,3 miliar dolar AS pada 2014. Pada tahun yang samam pemerintah Korea Selatan mengklasifikasikan Kakao sebagai perusahaan besar
.
Pada 2021, Kim menandatangani Giving Pledge, berkomitmen untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk kegiatan amal.
Kekayaan bersih: 4,9 miliar dolar AS atau Rp72,7 triliun
Hong Ra-hee adalah janda Ketua Samsung Group Lee Kun-hee, yang telah lama menjadi orang terkaya di Korea Selatan sebelum kematiannya pada Oktober 2020.
Ra-hee adalah direktur Samsung Museum of Art, yang dikenal sebagai Leeum, dan Ho-Am Art Museum sebelum pengunduran dirinya pada 2017. Kedua museum berisi koleksi dari ayah mertuanya, pendiri Samsung Lee Byung-Chull.
Kekayaan bersih: 4,1 miliar dolar AS atau Rp60,84 triliun
Mong-Koo Chung adalah ketua Hyundai Motor, pembuat mobil terbesar di Korea Selatan, selama lebih dari 20 tahun sebelum mengundurkan diri pada Maret 2020. Dia digantikan oleh putra satu-satunya Euisun, yang juga seorang miliarder.
Dia adalah putra kedua mendiang Chung Ju-yung yang berasal dari keluarga petani dan kemudian mendirikan Grup Hyundai, yang pernah menjadi konglomerat terbesar Korea.
Kekayaan bersih: 3,6 miliar dolar AS atau Rp53,42 triliun
Kim Jung-min dan saudara perempuannya, Jung-youn, masing-masing memiliki saham minoritas di raksasa game online Nexon. Kakak beradik ini mewarisi saham tersebut dari ayahnya Kim Jung-ju yang meninggal pada Februari 2022.
Nexon didirikan pada 1994, namun dua bersaudara ini tidak terlibat dalam operasi Nexon.
Kekayaan bersih: 3,4 miliar dolar AS atau Rp50,45 triliun
Cho Jung-ho adalah ketua Meritz Financial Group. Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari Cho Choong-hoon, mendiang pendiri Hanjin Group, perusahaan induk Korean Air.
Dia bekerja untuk Korean Airlines di Eropa dan kembali ke Korea Selatan pada 1989 sebagai direktur di Hanjin Investment & Securities, nama Meritz saat itu.
Kekayaan bersih: 3,3 miliar dolar AS atau Rp48,97 triliun
Lee Boo-jin adalah presiden dan kepala eksekutif Hotel Shilla, salah satu penginapan dan pusat konferensi terbaik di Seoul. Hotel Shilla juga merupakan operator bebas bea terbesar setelah Lotte.
Lee Boo-jin juga menjabat sebagai penasihat untuk departemen perdagangan Samsung C&T, perusahaan induk de-facto keluarganya. Putri mendiang Samsung Group Lee Kun-hee ini membagi kerajaan bisnis ayahnya dengan ibunya Hong Ra-hee, saudara laki-laki Jay Y. dan saudara perempuannya Seo-hyun.