JAKARTA, iNews.id - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) disebut bisa langsung bergerak cepat usai kepulangan Presiden Prabowo Subianto dari kunjungan kerja luar negeri. Sebelumnya, Danantara dijadwalkan akan diluncurkan pada 7 November 2024, namun hal itu urung dilaksanakan karena lawatan Prabowo ke sejumlah negara.
Ekonom Josua Pardede menilai mundurnya waktu peluncuran BPI Danantara bukan bagian dari mengulur waktu, melainkan menunggu kepulangan Prabowo dari lawatan ke luar negeri dan kajian yang masih dilakukan sejumlah pihak.
"Ada baiknya memang menunggu Pak Presiden pulang dari luar negeri, karena ini kan sesuatu yang besar ya. Asetnya gede. Jadi, ini bukan mengulur waktu," kata Josua dalam keterangannya dikutip, Senin (18/11/2024).
Dia berharap Danantara dapat meraih investasi besar dari luar negeri melalui proyek-proyek pemerintahan Presiden Prabowo, seperti swasembada pangan dan energi.
"Karena ini asetnya gede. Jadi, tentu tahu apa yang harus dilakukan," pungkasnya.
Josua menambahkan, pembentukan Danantara harus melalui kajian yang mendalam. Dia juga berharap besar dengan pembentukan Danantara agar aset-aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa dioptimalkan guna mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang diusung Prabowo.
"Syukur-syukur bisa jadi Temaseknya Indonesia," ucapnya.
Berdasarkan dokumen yang diterima MNC Portal, Danantara akan menaungi sejumlah perusahaan pelat merah, di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero).
Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.
Selain itu, Danantara juga akan membawahi Sovereign Wealth Funds (SWF) Indonesia Investment Authority (INA). Peleburan INA ke Danantara menjadikan dana kelolaan atau asset under management (AUM) berada di angka 10,8 miliar dolar AS. Angka ini merupakan tahap awal dan berasal dari INA.