Program ini merupakan inisiatif di tingkat kampung dengan tujuan untuk menghentikan laju perubahan iklim melalui penyediaan fasilitas sanitasi dan drainase yang efektif, pengembangan ruang terbuka hijau, pembentukan kawasan pejalan kaki, penyediaan fasilitas publik, dan implementasi manajemen sampah yang terintegrasi.
Gerakan ini juga melibatkan integrasi risiko lingkungan, sosial, dan aspek tata kelola (ESG) sebagai bagian tak terpisahkan dari ekonomi dan sistem keuangan.
Selain itu, Ganjar-Mahfud berkeinginan agar pengelolaan sampah dan limbah dilakukan secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan. Keduanya berupaya mengubah masalah kompleks sampah menjadi peluang untuk menciptakan sumber penghasilan alternatif.
Dalam konteks ini, Ganjar-Mahfud juga menilai pentingnya upaya untuk meminimalisir dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan.
"Misalnya, dengan mengurangi penggunaan plastik dan mengatasi polusi melalui pendekatan reduce, reuse, recycle, repair, dan refabricate," ujar Ganjar.